Posting Terbaru :

[Cerita Panas] Hangatnya Tubuh Bu Misye

Written By detikberita.com on Kamis, 09 Februari 2012 | 22.59

Sebenarnya cerita ini adalah cerita dewasa tentang pemerkosaan, tapi karena akhir dari cerita ini si ibu Misye ikut menikmati akhirnya cerita ini kami masukkan dalam kategori cerita setengah baya, dan semoga dapat menjadi pelajaran bagi ibu setengah baya dalam perjalanan, baik itu pulang kantor atau kepasar.

Bu Misye dalam perjalanan pulang dari tempat ia bekerja terpaksa berteduh karena dia tidak membawa jas hujan. Bu Misye berteduh di sebuah bangunan yang belum jadi namun sudah beratap. Setelah menyandarkan motornya Bu Misye mencari tepat duduk dan ternyata ada sebuah kursi panjang. Pakaian yang dikenakan suadah basah semua, Bu Misye sebelumnya berniat untuk tidak berteduh namun karena hujannya semakin lebat dan disertai angin dan petir maka ia memutuskan untuk berteduh, walaupun dalam hatinya cemas karena hari sudah menjelang gelap namun tanda-tanda hujan akan reda belum muncul.

Belum lama duduk datang seorang pemuda tanggung yang juga akan berteduh. Setelah menyandarkan Tiger yang dipakainya, pemuda itu cepat-cepat masuk ke bangunan yang belum jadi tersebut. Bu Misye pertama agak khawatir dengan pemuda tersebut namun akhirnya kekhawatirannya akhirnya hilang karena melihat penampilannya juga keramahannya. Bu Misye melempar senyum dibalas dengan senyum oleh pemuda tersebut.

Pemuda tanggung tersebut berkulit putih bersih dan wajah yang diakui oleh Bu Misye memang tampan. Pemuda tersebut duduk di kursi panjang agak berjauhan letaknya dengan Bu Misye.

“Cuma sendirian Bu?” pemuda tersebut memulai pembicaraan.

“Iya Dik” Bu Misye menjawab.

“Adik dari mana?” lanjutnya.

“Dari rumah teman, sedang Ibu sendiri dari mana?” pemuda itu menyambung.

“Dari tempat kerja Dik” Bu Misye menjawab.

“Koq sampai sore Ibu, memang tidak dijemput oleh suami atau putra Ibu?” pemuda tersebut kembali bertanya.

“Ndak Dik.. walau udah tua Ibu berusaha sendiri lagian anak-anak Ibu udah berkeluarga semua” Bu Misye menyahut.

“Eh Adik masih kuliah kelihatannya, nama Adik siapa biar enak kalau manggilnya” lanjut Bu Misye, walau dalam hatinya dia agak bingung kenapa harus bertanya namanya.

“Iwan Ibu, masih kuliah semester pertama, nama Ibu?” jawab pemuda tersebut.

“Misye” jawab Bu Misye.

“Ibu umurnya berapa koq ngakunya sudah tua?” Iwan bertanya.

“Udah hampir limapuluh Dik Iwan” jawab Bu Misye.

“Koq masih keliatan lebih muda dari usia Bu Misye lho?” lanjut Iwan.

Pembicaraan terhenti sebentar. Baju yang dipakai oleh Bu Misye yang basah secara jelas mencetak buah dadanya yang sekal terbungkus oleh BH hitam yang keliatan sangat menantang di usianya. Rambutnya yang teruarai lurus sebahu tampak basah juga. Kulitnya yang putih tampak titik air yang masih membasahinya. Iwan terus memandangi tubuh yang Bu Misye.

“Tubuh Ibu masih bagus lho, Bu Misye tentu sangat bisa merawat tubuh” tiba-tiba Iwan memecah kesunyian.

Bu Misye agak kaget dengan pertanyaan Iwan. Dia agak tersinggung dengan pertannyan itu apalagi mata Iwan yang tidak lepas dari dadanya. Anak ini ternyata agak kurang ajar.

Belum lagi keterkejutannya hilang, Iwan berkata lagi, “Tentu suami Ibu sendiri sangat sengan dengan istri yang secantik dan semolek Bu Misye” Iwan berkata sambil meremas-remas kemaluannya yang masih dibungkus celananya.

Melihat situasi yang kurang baik itu, Bu Misye tidak menjawab, dia langsung berdiri menuju ke motornya walaupun hujan tampaknya semakin menjadi-jadi. Namun tangan Iwan lebih dulu menyahut tangan Bu Misye. Bu Misye semakin marah.

“Kau mau apa haa?” hardiknya.

“Hujan masih lebat, sedang kita cuma berdua.. saya menginginkan Ibu” sahut Iwan dengan santainya sambil merangkul Bu Misye dari belakang.

“Menginginkan apa?” Bu Misye agak berteriak sambil berusaha melepaskan pelukan Iwan.

“Menginginkan tubuh Ibu..” Iwan berkata sambil tangannya beraksi menggerayangi tubuh Bu Misye dari belakang.

“Jangan Dik Iwan.. apa kamu nggak merasa umurku.. sebaya dengan ibumu” Bu Misye berusaha untuk mengingatkan.

“Justru itu saya suka” Iwan menyahut.

Tangan kirinya merangkul Bu Misye dari belakang, tangan kananya berusaha menyingkap rok yang dipakai Bu Misye setelah tersingkap ke atas Iwan mengeluarkan penisnya yang sudah keras berdiri. Tak ketinggalan CD yang dipakai oleh Bu Misye dipelorotkan ke bawah.

Tangan Iwan meraba-raba memek Bu Misye yang ditumbuhi oleh jembut yang rimbun. Jarinya berusaha masuk ke lubang kenikmatan Bu Misye.

“Dik Iwan.. To.. long.. hentika.. ka.. ka.. ka.. mu nggak se.. harusnya mela.. kuka.. ini.. Dik Iwan Iwan..” Bu Misye berusaha mengingatkan lagi dengan terbata-bata.

“Ah.. Jangan.. Dik Iwan.. Ibu.. sudah tua.. ingat..” tambahnya lagi.

Iwan tidak menggubris kata-kata Bu Misye jarinya sudah masuk ke vagina Bu Misye dan bermain-main di dalamnya. Kemudian Iwan berusaha membalikkan tubuh Bu Misye, setelah itu dengan kasar Iwan mendorong tubuh molek itu sehingga jatuh terjerebab ke tanah. Dengan posisi duduk mengkangkang Bu Misye berusaha bangkit lagi dari duduknya. Pahanya yang mulus tersingkap sampai ke pangkalnya. Pakaian bagian atas acak-acakkan tampak sebagian kutang warna hitam yang seolah tak mampu menahan volume buah dada indah Bu Misye.

Belum sempat berdiri Iwan berkata sambil melepaskan celana dan bajunya, “Bu Misye, anda berteriakpun tak akan ada orang yang mendengar.. tempat ini agak jauh dari rumah penduduk sebaiknya Bu Misye tidak usah macam-macam”

“Aku tak kan sudi melayani kamu.. anak muda” Bu Misye setengah berteriak.

“Sudah jangan banyak bicara lepaskan pakaianmu.. cepat.. daripada aku menyakiti Ibu” sahut Iwan sambil melepaskan celana dalamnya, tampak batang kontolnya yang sudah mengacung keras.

Airmata Bu Misye mulai berlinang. Dia merasa sangat ketakutan dan galau hatinya. Dia merasa tak berharga dihadapan anak muda yang pantas menjadi anaknya. Dia juga merasa menyesal berteduh di tempat itu, dia merasa juga menyesali pakaian kerja yang sering ia kenakan. Rok yang terlalu tinggi dan baju yang transparan yang memperlihatkan BHnya yang seakan tidak muat menahan buah dadanya, sehingga membuat para lelaki yang menatapnya seolah menelanjanginya. Namun dalam hatinya berkata juga bahwa baru sekarang dia melihat kemaluan lelaki yang besar, ****** suaminya tidak sebesar itu. Darahnya berdesir kencang.

Belum hilang keterpanaannya sudah dikejutkan oleh suara Iwan lagi, “Cepatt! Sudah nggak tahan nih..”

Karena dilanda ketakutan, dengan perlahan tangan Bu Misye melepas satu persatu kancing bajunya. Tampaklah payudaranya yang dibungkus oleh BH hitam.

“Cepat lepas kutangmu!” bentak Iwan.

Dalam hati Bu Misye berkata anak muda memang nggak sabaran. Setelah melepas BHnya, tumpahlah payudara Bu Misye yang masih tampak sekal dan menggairahkan, puting susunya yang coklat kehitam-hitaman tampak menantang sekali.

Iwan jongkok di dekat Bu Misye tangannya mulai menggerayangi payudara Bu Misye.

“Uh.. ah.. ah..” rintih Bu Misye ketika tangan Iwan memilin milin putingnya.

Tidak puas memilin-milin mulut Iwan mulai mendarat di pucuk anggur itu. Lidahnya menari-nari dan ketika dihisap keras-keras Bu Misye hanya bisa menggigit bibir bagian bawah dan memejamkan matanya. Setelah puas dengan buah dada Bu Misye Iwan bangkit kemudian mendekatkan kontolnya yang besar tersebut ke mulut wanita paruh baya yang lemah itu.

“Hisap.. Bu Misye” perintahnya.

“Cepatt!” bentak Iwan ketika Bu Misye belum juga melakukan apa yang ia kehendaki.

Akhirnya Bu Misye mengulum batang zakar. Pertama dia melakukan hampir saja dia muntah karena selama hidupnya dia baru melakukan beberapa kali dengan suaminya. Bu Misye seakan tidak percaya apa yang dia lakukan sekarang, dia di tempatnya bekerja adalah orang yang dihormati sedang di kampungnya dia juga orang yang disegani Ibu-Ibu. Namun pada saat ini dia sedang melakukan hal yang jorok hingga tentu kehormatannya sebagai wanita hilang sama sekali.

Iwan dengan kasar memaju mundurkan kontolnya sehingga terdengar suara nyaring menggairahkan. Setelah puas Iwan bangkit lagi kemudian di mengambil posisi ditengah-tengah di antara kaki mulus Bu Misye.

Sambil mengelus-elus kontolnya yang sudah sangat keras, Iwan berkata, “Bu Misye lebarkan lagi agar lebih mudah”

Hal yang sangat mendebarkan bagi Bu Misye akan terjadi dengan perlahan Bu Misye membuka lebar kakinya sehingga tampaklah memeknya yang tampak merekah dengan bibirnya yang agak menggelambir. Perlahan dan pasti Iwan menuntun kontolnya memasuki lobang kenikmatan Bu Misye. Iwan merasakan kehangatan memek Bu Misye dan kekencangannya seakan meremas rudal Iwan. Sebaliknya Bu Misye yang sedari tadi dengan berdebar menantikan hal tersebut seakan terhenti detak jantungnya ketika ia mulai ditusuk oleh anak muda ini. Seakan merobek barang paling berharga yang dimilikinya.

Ketika Iwan mulai mempercepat genjotannya tampaknya Bu Misye juga sudah mulai melambung ke awan. Sementara diluar hujan seakan belum mau berhenti. Iwan semakin mempercepat genjotannya. Buah dada Bu Misye tergoncang-goncang kesana-kemari. Bu Misye yang semula pasif sedikit memberi perlawanan dengan menggoyangkan pantatnya. Tangannya mengepal memukul lantai, kepalanya bergoyang menahan hawa birahi yang semakin meninggi.

Akhirnya Bu Misye tidak kuat menahan cairan yang semula ia bendung-bendung, lobang memek Bu Misye mengerut kencang ketika dia mencapai puncak. Bu Misye malu kenapa dia bisa orgame padahal ia tidak menginginkan itu. Yang lebih membuat dia bertambah malu adalah Iwan seakan mengetahui hal tersebut. Iwan tersenyum sambil terus mempercepat genjotannya. Dalam hatinya dia berkata ternyata kau juga merasakan kenikmatan juga. Dan tampaknya Iwan juga akan sampai ke puncak. Dan terdengar lenguhan panjang Iwan ketika batang kontolnya ia tancapkan dalam-dalam sambil merangkul erat Bu Misye keluarlah cairan sperma membanjiri lobang memek Bu Misye.

Iwan terkulai lemas diatas tubuh telanjang Bu Misye jiwa mereka seolah melayang sejenak.

Setelah itu Iwan bangkit dan mengambil pakaiannya sambil berkata, “Bu Misye berpakaianlah, tampaknya hujan sudah mulai reda, memek Ibu ueenak sekali, terima kasih ya Bu Misye”.

Bu Misye menatap Iwan dalam hatinya bercampur antara marah, gundah, galau. Namun satu hal yang dia tidak pungkiri bahwa dia juga menikmati perkosaan yang dilakukan Iwan.

Akhirnya Bu Misye memunguti pakaian kemudian mengenakannya kembali. Mereka berjalan ke arah motor mereka tanpa bersuara.

Tampaknya hujan sudah reda. Bu Misye menghidupkan mesin motornya, namun ia dihentikan lagi oleh Iwan.

Iwan berkata, “Bu Misye saya minta maaf akan kelancangan saya, saya tidak bisa menahan gejolak nafsu saya..”

Bu Misye tak menjawab. Ia hanya menatap wajah Iwan dengan mata yang berkaca-kaca. Iwan diam kemudian Iwan mendekatkan wajahnya dan ciuman hangat ia daratkan ke bibir Bu Misye. Pertama Bu Misye diam namun akhirnya Bu Misye membalas ciuman tersebut. Lidah mereka saling bertautan. Sejenak kemudian Bu Misye tersadar dan melepaskan ciuman tersebut kemudian melajukan kendaraannya.

Iwan hanya terdiam terpaku kemudian menaiki kendaraannya ke arah yang berlawanan. Bu Misye menerobos hujan rintik-rintik dengan perasaan yang sebenarnya terpuaskan.

Model Cantik Novie Amalia


Novie Amelia

Novie Amelia

Novie Amelia

Novie Amelia

Novie Amelia

Novie Amelia

Novie Amelia

Novie Amelia

Novie Amelia

Novie Amelia

Tante Ranti Sebelum Dieksekusi



Foto Toket Mulus Alice Norin


Alice Norin Hot

Alice Norin Hot

Alice Norin Hot

Alice Norin Hot

DJ Gisva Model Cantik Bahenol Majalah Popular

DJ Gisva

DJ Gisva

DJ Gisva

DJ Gisva

DJ Gisva

DJ Gisva

Foto Baby Margaretha Berpose Menantang

Baby Margaretha

Baby Margaretha

Baby Margaretha

Baby Margaretha

Sherly Mahasiswi Bispak Pamer Body Mulus











ABG Pamer Toket Montok


10 Type Kondom dan Sensasinya

Fungsi kondom sebenarnya bukan sekadar sebagai alat KB atau pengaman saja. Anda bisa menjadikan kondom sebagai bagian dari foreplay agar suasana bercinta menjadi berbeda. Apalagi saat ini kondom tersedia dalam beragam tekstur dan aroma. Agar Anda tidak bingung memilihnya berikut jenis-jenis kondom yang banyak beredar di pasaran.

1. Kondom dengan aroma dan rasa

blog-apa-aja.blogspot.com
Sensasi: Anda bisa memilih aroma favorit, seperti cokelat, stroberi, durian, pisang dan mint. Sesuaikan dengan selera Anda dan pasangan agar aktivitas bercinta makin 'hot'.
 
2. Kondom berulir (ribbed condom)
blog-apa-aja.blogspot.com
Sensasi: jenis satu ini memiliki keunikan di bentuknya yang berulir untuk menambah kenikmatan Anda dan pasangan.

3. Kondom ekstra tipis (extra thin)
blog-apa-aja.blogspot.com
Sensasi: tipe satu ini berbahan karet dengan ukuran yang sangat tipis. Alhasil, Anda dan suami bercinta seakan-akan tanpa menggunakan kondom.

4. Kondom bintik (dotted condom)
blog-apa-aja.blogspot.com
Sensasi: tipe ini dengan bintik-bintik di sekitarnya yang bisa menimbulkan efek mengejutkan bagi wanita.

5. Kondom ekstra pengaman (extra safe)
blog-apa-aja.blogspot.com
Sensasi: jenis ini memiliki tambahan lubrikan, serta mengandung perlindungan ekstra untuk mencegah kehamilan.

6. Kondom wanita
blog-apa-aja.blogspot.com
Sensasi: Kondom yang juga berbahan lateks atau poliuretan, sehingga elastis dan fleksibel, kondom ini lebih menimbulkan sensasi atau rangsangan. Terutama bagi pria yang kurang suka memakai kondom.

7. Kondom twist
blog-apa-aja.blogspot.com
Sensasi: tipe ini didesain secara khusus untuk menstimulasi area sensitif Anda dan pasangan.

8. Kondom getar
blog-apa-aja.blogspot.com
Sensasi: kondom ini dilengkapi dengan cincin getar di bagian ujungnya. Kondom yang menggunakan baterai khusus untuk menggerakkan cincin getarnya ini bisa bertahan hingga 30 menit.

9. Kondom baggy
blog-apa-aja.blogspot.com
Sensasi: tipe ini bentuknya agak membesar di bagian ujung serta memiliki ulir di bagian badannya, untuk untuk memaksimalkan gerakan saat bercinta.

10. Kondom dengan tambahan obat kuat
blog-apa-aja.blogspot.com
Sensasi: jenis kondom satu ini dilengkapi dengan lubrikan yang mengandung obat kuat. Tertarik untuk mencoba?

sumber

Reni Mahasiswi Bispak yang Cantik


[Cerita Panas] Pembantu Ganjen

Sepeninggal Lastri, kami mendapat seorang pembantu baru dari sebuah yayasan penyalur tenaga kerja yaitu seorang wanita berumur 23 tahun bernama Atun.

Atun berambut lurus sebahu, berperawakan sedang , berkulit sawo matang dengan wajah yang manis, tinggi sekitar 160 cm , badan ramping dengan berat badan sekitar 50 kg, dengan tetek yang besarnya sedang saja. Yang agak istimewa dari penampilan Atun adalah matanya yang bagus dengan lirikan-lirikan yang kelihatannya sedikit nakal.

Hari pertama kedatangannya , saat memperkenalkan diri , ia tampak tidak banyak bicara, hanya saya melihat bahwa matanya sering melirik dan memperhatikan celana saya terutama pada bagian kemaluan. Saya berpikir, ” akh, nakal juga nih… “. Ternyata Atun ini baru menikah dua bulan lalu dan karena desakan kebutuhan ekonomi saat ini sedang terpisah dari sang suami yang bekerja menjadi TKI di Timur Tengah.

Setelah beberapa hari bekerja pada kami, ternyata Atun cukup rajin dan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Memasuki minggu kedua, saya mendapat gilirin kerja shift dari kantor, yaitu shift ke 2, sehingga saya harus mulai bekerja mulai dari jam 15:00 sampai dengan jam 23:00. Jadi bila pulang telah larut malam, biasanya isteri saya sudah tidur dan bila ia tidur, ia mempunyai kebiasaan tidur yang sangat lelap dan sangat susah sekali untuk dibangunkan ; dan bila saya terbangun pada pagi hari, isteri sudah berangkat kerja, sehingga biasanya kami hanya berhubungan melalui telephone saja atau ia menuliskan pesan dan menempelkannya di kulkas.

Suatu malam sepulang kerja, Atun seperti biasa membuka pintu dan setelah itu ia biasanya menyiapkan air panas untuk saya mandi. Sedang saya asyik mandi dan menggosok-gosok tubuh saya, saya mendengar suatu bunyi halus dibalik pintu kamar mandi, sambil berpura-pura tidak tahu saya tiba-tiba menunduk dan mencoba melihat dari celah yang ada dibawah pintu tersebut.
” hah….” , saya kaget juga, karena disitu terlihat sepasang kaki yang dalam posisi sedang men-jinjit menempel dipintu kamar mandi. Wah, ternyata saya sedang diintip , oleh siapa lagi kalau bukan Atun. Saya tetap pura-pura tidak tahu saja dan mulai memasang aksi ; saya mulai menggosok-gosokan sabun kebagian ****** saya, meremas-remas sehingga ****** saya pun mulai bangun dan menjadi keras, sambil terus meng-kocok-kocok ****** saya, saya juga berusaha untuk berkonsentrasi mendengar suara dibelakang pintu itu. Dari situ terdengar desahan halus yang sedikit lebih keras dari tarikan nafas.

“Naah…lo….rasain ” , kata saya dalam hati. Selesai mandi, saya langsung saja keluar dengan memakai handuk yang dililitkan kebadan bagian bawah saya, ****** saya masih dalam posisi menegang keras, jadi terlihat menonjol dari balik handuk. Saya tetap berpura-pura tidak tahu apa-apa dan berjalan kearah belakang untuk menaruh pakaian kotor.
“pep…..pak….. bapak mau emm.. makan”, sapa Atun ,
“oh… enggak Tun, sudah makan… tolong bikinkan kopi saja”, jawab saya sambil saya perhatikan wajahnya. Ternyata wajah Atun terlihat pucat dengan tangan yang agak gemetaran.

“eeh…kamu kenapa Tun,…..sakit yaa ?”, tanya saya
“ah , tidak pak….. saya cuma sedikit pusing aja”, jawab Atun
“Iyaa…Tun….saya juga sedikit pusing… apa kamu bisa mijitin kepala saya”
“beb…bis…bisa pak”, jawab Atun tergagap, sembari matanya terus menerus melirik kearah ****** saya yang menyembul. Sayapun masuk kekamar dan mengganti handuk dengan sarung tanpa memakai celana dalam lagi, dan tidak lupa memeriksa isteri saya; setelah saya perhatikan ternyata isteri saya tetap tertidur dengan pulas sekali. Sayapun duduk disofa didepan televisi sambil menunggu Atun membawa kopi, yang kemudian ditaruhnya dimeja didepan saya.
“Tun….tolong nyalakan tv-nya”
Atun berjalan kearah televisi untuk menyalakan , saat televisi telah menyala saya bisa melihat bayangan tubuh Atun dari balik dasternya. “wah….boleh juga”, terasa denyutan di ****** saya, nafsu saya mulai memuncak.
“Tun…. tolong kecilkan sedikit suaranya”, kata saya, Saat ia mengecilkan suara televisi itu, Atun sedikit membungkuk untuk menjangkau tombol tv tersebut, langsung tubuhnya terbayang dengan jelas sekali , Atun ternyata tidak memakai BH dan puting teteknya terbayang menonjol bagaikan tombol yang minta diputar.
“lagi sedikit Tun….” kata saya mencari alasan untuk dapat melihat lebih jelas. Aduh , denyutan di ****** saya pun makin keras saja.
“Ayo ..Tun..pijitin kepala saya” kata saya sambil bersandar pada sofa. Dengan agak ragu, Atun mulai memegang kepala saya dan mulai memijat-mijat kepala saya dengan lembut.
“nah..gitu….baru enak, kata saya lagi, “tapi film-nya kok jelek banget yaa…”
“iya..pak…film-nya film tua..” katanya.
“kamu mau lihat film baru”, kata saya sambil langsung berdiri dan menuju kearah lemari televisi untuk mengambil sebuah laser disk dan langsung saja memasangnya, film itu dibintangi oleh Kay Parker, sebuah film jenis hardcore yang sungguh hot. Atun kembali memijat kepala saya sambil menanti adegan film tersebut.

Saat adegan pertama dimana Kay Parker mulai melakukan french kiss dan meraba ****** lawan mainnya , tangan Atun mengejang dikepala saya, terdengar ia menarik nafas panjang dan pijatan tangannya bertambah keras. Saya mengangkat kepala dan melihat keatas kearah Atun; terlihat matanya terpaku pada adegan di layar, biji matanya kelihatan seperti tertutup kabut tipis, ia benar-benar berkonsentrasi melihat adegan demi adegan yang diperankan oleh Kay Parker. Sekitar seperempat jam kemudian, terasa pijatan dikepala saya berkurang, karena hanya satu tangannya saja yang dipakai untuk memijat sedangkan setelah saya tengok kebelakang ternyata tangannya yang satu lagi terjepit diantara selangkangannya dengan gerakan menggosok-gosok. Desahan nafasnya menjadi keras buru memburu. Atun terlihat bagai orang sedang mengalami trance dan tidak sadar akan perbuatannya.

Saya langsung saja berdiri dan menuju kebelakangnya; sarung saya jatuhkan kelantai dan dalam keadaan telanjang saya tekan ****** saya ke arah belahan pantatnya sedangkan mulut saya mulai menjalar ke leher Atun, menjilat-jilat sambil menggigit pelahan-lahan. Kedua tangan saya bergerak kearah teteknya yang menantang dan meremas-remas sambil sesekali memuntir-muntir putingnya yang cukup panjang. Atun tetap seperti orang yang tidak sadar, matanya hanya terpaku kelayar kaca melihat bagaimana Kay Parker menjepit pinggang lawan mainnya sambil mengayunkan pinggulnya ke kanan kekiri. Dengan cepat saya membuka dasternya sampai terlepas; Atun diam saja juga saat saya memelorotkan celana dalamnya. Sambil tetap memeluknya dari belakang, saya menggeser kakinya agar selangkangannya lebih terbuka sehingga saya bisa mengarahkan ****** saya ke lubang memeknya. Saat kepala ****** saya mulai memasuki memeknya yang sudah basah, Atun sedikit tersentak, tapi saya terus menyodok kedalam sehingga ****** saya terbenam seluruhnya.

“aaaaaaaakh…..pak” , desah Atun lirih, “ennnaaaak….paaaaak”
Saya tetap menekan dan kemudian mulai menarik ****** saya. Waah…. memek Atun bagaikan menjepit ****** saya dan seperti tidak mau melepaskan ****** saya. Memek Atun ternyata sempit sekali dan ****** saya terasa bagaikan dihisap-hisap dan diremas-remas dengan denyutan-denyutan yang sungguh nikmat sekali. Saya menarik dan menekan dengan kuat secara berulang-ulang sehingga biji saya terdengar beradu dengan pantat Atun yang mulus, plak….plak….plak….. saya tetap memeluknya dari belakang dengan tangan kiri yang tetap berada di tetek sedangkan jari tangan kanan saya berada di dalam mulut Atun.
Mulut Atun menghisap-hisap jari saya bagaikan anak bayi yang telah kelaparan mendapatkan susu ibunya , matanya terpejam bagai orang sedang bermimpi. Badannya separuh , dari pinggang keatas condong kedepan, membungkuk pada sandaran sofa, sedangkan pinggangnya berusaha untuk mengimbangi gerakan maju mundur yang saya lakukan. Bila saya menekan ****** saya untuk membenamkannya lebih dalam kelubang memeknya, Atun segera mendorong pantatnya kebelakang untuk menyambut gerakan saya dan kemudian secara cepat mengayunkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan bergantian. Aah ….. Atun, ternyata luar biasa enaknya memek kamu. Saya benar-benar menikmati tubuh dan memek Atun. Kami melakukan gerakan-gerakan seperti ini selama beberapa waktu, sampai suatu saat badan Atun mengejang , kedua kaki nya juga mengejang serta terangkat kebelakang . Memeknya meremas dan menghisap-hisap ****** saya dengan keras dan berusaha untuk menelan ****** saya seluruhnya.

“aaaaaaaaaaaaahhhhh …..” desah Atun panjang Akhirnya saya juga tidak tahan lagi, saya peluk badannya dan saya tekan ****** saya kuat-kuat kedalam memek Atun. Saya pun melepaskan cairan mani saya kedalam lubang memek Atun yang begitu hangat dan menghisap.

“hhhhheeeeeeeeeh” creeet…….creettt…..creet tttt Kami berdua langsung lunglai dan tertekuk kearah sandaran sofa dengan posisi ****** saya masih ada di dalam jepitan memek Atun. Setelah kami recover, saya buru-buru memungut sarung, mematikan televisi dan berdua berjalan kearah belakang ; Atun langsung berbelok kekamarnya, tapi sebelumnya ia berkata halus, ” terima kasih yaa… pak” dan sambil tersenyum nakal ia meremas ****** saya. Saya langsung mandi lagi untuk membersihkan keringat yang mengalir begitu banyak, setelah itu ke kekamar berbaring sambil memeluk isteri saya dan tertidur lelap dengan puas. Dipagi hari saya tersentak bangun karena merasakan sepasang tangan yang mengelus-elus ****** saya, secara refleks saya melihat jam dinding dan melihat jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi.

” looo ..” , pikir saya ” kok isteri saya tidak bekerja hari ini”
Langsung saya mengangkat kepala melihat kebawah; lho…. ternyata bukan isteri saya yang sedang mengelus-elus ****** saya tetapi Atun yang sedang menunduk untuk mencium ****** saya, yang sudah keras dan tegang.
“Tun….. ayo naik kesini”, kata saya kepadanya, sambil bangun terduduk saya menarik badannya dan mulai membuka dasternya, ternyata Atun sudah tidak memakai apa-apa dibalik dasternya. Langsung saya balikkan badannya dan mulai mencium memeknya yang wangi, sedangkan Atun langsung juga mengulum ****** saya dimulutnya yang kecil; waah Atun langsung cepat belajar dari tontonan film tadi malam rupanya.
Saya mulai menjilat-jilat memeknya dan sesekali mengulum serta mempermainkan klentitnya dengan lidah saya, Atun tergelinjang dengan keras dan terdengar desahannya, “hheeeh….heeeehhh” Dari lubang memeknya mengalir cairan hangat dan langsung saja saya jilat ….. mmmh…enaknya… Setelah itu saya tarik Atun untuk jongkok di atas badan saya, sedangkan saya tetap terlentang dan Atun mulai menurunkan badannya dengan lubang memeknya yang sempit itu tepat kearah batang ****** saya yang sudah sangat tegang sekali.

“hhhheeehhhh”….cleeeep, batang ****** saya masuk langsung kedalam lubang memeknya dan terbenam sampai keujung biji saya, “oooohh enak bener Tun….memek kamu” kata saya, Atun sudah tidak menjawab lagi, dia menaikkan pantatnya dan kemudian dengan cepat menurunkannya dan memutar-mutar pinggulnya dengan cepat sekali berkali-kali, sambil terpejam dia mendesah-desah panjang terus menerus karena keenakkan….. Batang ****** saya terasa mau putus karena enaknya memek Atun, benar-benar nikmat sekali permainan dipagi hari ini; Sesekali saya duduk untuk memeluknya dan terus meremas-remas teteknya yang keras. “ooooh …. Atun….ennaaaak” Atun kemudian berhenti sebentar dan memutarkan badannya sehingga pantatnya menghadap wajah saya, sambil terus menaik-turunkan pantatnya, memeknya tetap menjepit batang ****** saya dengan jepitan yang keras dan berdenyut-denyut…..Akh , akhirnya saya tidak tahan lagi, sambil memeluk pinggangnya saya berusaha menekan batang ****** saya sedalam-dalamnya dilubang memek Atun , badan Atun pun mengejang dan bersama-sama kita mencapai orgasme. Pagi hari itu saya dan Atun bermain sampai jam 13:00 siang, berkali-kali dan berbagai-bagai gaya dengan tidak bosan-bosannya.
Sejak pagi itu, saya selalu dibangunkan oleh isapan lembut dari mulut mungil Atun, kecuali bila hari libur dimana isteri saya berada di rumah.

Bispak Toket Gede Bahenol


Cerita Panas

Model Seksi

More Article »
 
Support : Creating Website | Johny Template | Maskolis | Johny Portal | Johny Magazine | Johny News | Johny Demosite
Copyright © 2011. IndoHoi - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger