Posting Terbaru :

[Cerita Panas] Bekas Ayam Kampus

Written By detikberita.com on Sabtu, 17 Maret 2012 | 23.00

Seorang temanku, namanya Rudy Manoppo, dia menghubungiku di handphone. Dia lagi berada di hotel Menteng di Jalan Gondangdia lama bersama dua orang ceweknya. Memang dia pernah janji padaku mau mengenalkan pacarnya yang namanya Judith itu padaku, dan sekarang dia memintaku datang untuk bertemu dengan mereka malam ini di sana.

Dalam perjalanan ke sana aku teringat dengan seorang cewek yang namanya Judith juga. Lengkapnya Judith Monica. Sudah setahun ini kami tidak pernah bertemu lagi, tapi masih sering menghubungi via telepon, terakhir kali aku menghubungi dia waktu ulang tahunnya tanggal 29 September, dan kukirimi dia kado ulangtahun. Dia adalah orang yang pernah begitu kusayangi. Dalam hatiku berharap semoga dia menjadi isteriku. Wajahnya mirip artis Dina Lorenza, tinggi 170 cm, kulitnya sawo matang. Pokoknya semua tentang dia ini oke punya lah. Ibunya orang Jawa, sedangkan bapaknya dari Sulawesi selatan. Dia sendiri sejak lahir sampai besar menetap di Jakarta bersama orangtuanya.

Dulunya kami bekerja di satu perusahaan, Judith ini accountingnya kami di kantor, sedangkan aku bekerja diatas kapal. Setiap pulang dari Jepang, sering kubawa oleh-oleh untuk dia. Tetapi salah satu point yang sulit mempersatukan kami adalah soal agama. Terakhir yang kutahu tentang Judith ini dia batal menikah dengan cowoknya yang namanya Adhi itu.

Handphone-ku berbunyi lagi, rupanya dari Rudy, mereka menyuruhku masuk ke dalam kamar 310, disitu Rudy bersama dua orang ceweknya. Aku disuruh langsung saja masuk ke kamar nanti begitu tiba di sana. Aku tiba di sana pukul sembilan tiga puluh malam dan terus naik ke atas ke kamar 310. Seorang cewek membuka pintu buatku dan cewek itu hanya bercelana dalam dan BH saja, dan aku langsung masuk. Rupanya Rudy sedang main dengan salah seorang ceweknya itu, keduanya sama-sama telanjang dan lagi seru-serunya berduel. Terdengar suaranya si cewek ini mendesah dan mengerang kenikmatan, sementara Rudy mencium wajahnya dan lehernya. Aku berpaling pada cewek yang satu lagi ini yang memandangku dengan senyuman manis.

“Oom Errol ya..?” tegurnya sambil duduk di atas tempat tidur yang berada di sebelahnya.
Aku hanya mengangguk dan membalas senyumnya. Bodynya boleh juga nih cewek, hanya sedikit kurus dan imut-imut.
“Namanya siapa sich..?” tanyaku.
“Namaku Lina, Oom buka aja bajunya.”
Lalu aku pun berdiri dan membuka bajuku, dan kemudian menghampirinya di atas ranjang dan menyentuh punggungnya, sementara Lina ini terus saja menonton ke sebelah. Si cewek yang lagi ‘dimakan’ Rudy rupanya mencapai puncak orgasmenya sambil menggoyang pinggulnya liar sekali, menjerit dan mendesah, dan kemudian Rudy pun keluar. Asyik juga sekali-sekali menonton orang bersenggama seperti ini.

Sementara keduanya masih tergeletak lemas dan nafas tersengal-sengal, si Lina ini berpaling kepadaku dan aku pun mengerti maksudnya, dan kami pun mulai bercumbu, saling meraba dan berciuman penuh nafsu. Kini berbalik Ricky dan ceweknya itu yang menonton aku dan Lina main. Secara kebetulan aku balik berpaling kepada Ricky dan ceweknya itu, dan betapa kagetnya aku melihat siapa cewek yang bersama Ricky itu. Masih sempat kulihat buah dadanya dan puting susunya sebelum cepat-cepat dia menarik selimut menutupi badannya. Aku langsung jadi ‘down’ dan bangun berdiri, dan menegur Ricky sambil memandang si cewek itu yang masih terbaring. Dia pun nampaknya begitu kaget, untung saja Ricky tidak melihat perubahan pada air wajahnya.

“Hi Ricky.., sorry aku langsung main tancap nich.” kataku, Ricky hanya tertawa saja padaku.
“Gimana Roll, oke punya?” tanya Ricky sambil melirik Lina yang masih terbaring di ranjang.
“Excellent..!” jawabku sambil berdiri di depannya tanpa sadar bahwa aku lagi telanjang bulat dan tegang.
“Roll, kenalkan ini cewekku yang kubilang si Judith itu,” ucap Ricky sambil tangannya berbalik memegang kepalanya Judith.
Segera aku menghampirinya dan mengulurkan tanganku yang disambut oleh cewek itu.

Kami berjabat tangan, terasa dingin sekali tangannya, dan dia menengok ke tempat lain, sementara aku menatapnya tajam. Untunglah Ricky tidak sadar akan perubahan diantara aku dengan cewek ini. Lalu si Judith ini bangun sambil melingkari tubuhnya dengan handuk, kemudian berjalan ke kamar mandi diiringi oleh tatapan mataku, melihat betis kakinya yang panjang indah itu yang dulu selalu kukagumi.

Tidak sadar aku menarik nafas, terus Rudy mempersilakan aku dan Lina kembali melanjutkan permainan yang tertunda itu. Kami kemudian melakukan foreplay sebelum acara yang utama itu. Kulihat sekilas ke sebelah, Judith sudah balik dari kamar mandi dan memperhatikan aku dan Lina yang sedang bertempur dengan seru, Lina mengimbangiku tanpa terlalu berisik seperti Judith tadi. Lina mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar dan kusodok lubang vaginanya dengan penuh semangat. Maklumlah, dua bulan di laut tidak pernah menyentuh wanita sama sekali.

Sampai akhirnya kami berdua pun sama-sama keluar, aduuh.. nikmatnyaa… Kuciumi buah dada yang penuh keringat itu dan bibir-bibirnya yang tipis itu, kulitnya benar-benar bersih mulus dan akhirnya kami terbaring membisu sambil terus berpelukan mesrah dan tertidur. Waktu itu sudah jam dua belas tengah malam.

Ketika aku terbangun, rupanya Lina tidak tidur, dia malah asyik memandangiku. Kulihat ke sebelah, Rudy dan Judith masih terlelap, hanya selimutnya sudah tersingkap. Rudy tidur sambil memeluk Judith dan keduanya masih telanjang bulat. Paha Judith yang mulus sexy itu membuatku jadi terangsang kembali dan terus saja memandangnya dari jauh.

“Dia cantik ya..?” lalu Lina berbisik padaku, aku hanya mengangguk kepala.
“Cantik, sexy.. tapi milik banyak orang..” tambah Lina lagi.
“Dia temanmu kan..?”
“Kita satu fakultas dulu, dan sama-sama wisuda, setahu gua dia dulunya nggak suka main sama laki, tapi dia melayani tante-tante senang yang suka nyari mangsa di kampus.”
“Maksud kamu Judith itu lesbian..?”
“Yah gitu lah, tapi dia juga pacaran waktu itu, terakhir dulu gua dengar dia lama main ama orang cina dari Hongkong.”

“Bisa jadi dia pernah lesbong, soalnya liat tuh puting susunya udah besar dan panjang lagi, kayak ibu-ibu yang pernah menyusui.” kataku.
“Pak Rudy ini cuman salah satu dari koleksinya, dia juga suka main ama orang bule dari Italy, terus dia juga ada main sama Pak XXX (orang penting).”
“Lina kok tau semuanya..?”
“Soalnya gua sering jalan bareng dia, kalo dia dapat order sering dia bagi-bagi ama gua, orangnya paling baik juga sosial ama temen.” sambung Lina lagi.
Sementara Lina tidak tahu kalau aku dan Judith juga sudah lama kenal.

Tiba-tiba Judith menggerakkan badannya membuat bagian perutnya yang tadinya terselimut kini terbuka, gerakannya itu membangunkan Rudy yang melihat buah dadanya begitu menantang langsung mulutnya beraksi, dari buah dada Judith turun terus ke bawah membuka lebar pahanya Judith dan menjilati bibir vaginanya. Aku langsung bangun dan menghampiri ranjang keduanya dan memperhatikan dari dekat Rudy menjilati bibir kemaluan Judith dan menguakkannya. Nampak lubang kemaluan Judith yang memerah terbuka cukup besar. Sementara bulu kemaluannya kelihatan seperti dicukur bersih, licin seperti vagina seorang bayi.

Melihatku memperhatikannya dengan serius, Rudy lalu bertanya.
“Kamu suka Roll..? Kita tukaran aja sekarang, aku ama Lina.”
Lalu Rudy bangun dan pindah ke ranjang sebelah, dan aku segera menggantikan tempat Rudy tadi, tapi betapa terkoyaknya hatiku saat itu. Benar-benar tidak pernah kukira akan mengalami pertemuan kembali yang begini dengan Judith. Aku berbaring sambil mendekap tubuhnya pelan-pelan, seolah takut jangan sampai dia terbangun. Mulutku melahap buah dadanya, menghisap puting susunya yang besar dan panjang itu, tanganku pelan turun ke bawah mengusap selangkangannya, terus memegang vaginanya sambil mencium pipinya, mengulum bibir-bibirnya. Judith mendesah dan menguap sambil menggerakkan badannya, tapi tidak bangun. Aku pun terus melanjutkan aksiku.

Ketika dia berbalik tertelungkup, segera kupegang pantatnya dan menguakkannya. Nampaklah lubang duburnya yang sudah terbuka itu, merah kehitam-hitaman, kira-kira berdiameter satu senti. Tapi betapa hatiku begitu penuh kasih padanya, pelan-pelan lidahku menjulur ke lubang pantatnya itu dan kujilati pelan-pelan. Tiba-tiba Judith menggerakkan pantatnya, rupanya terasa olehnya sesuatu yang nikmat di pantatnya. Aku terus saja menjilatinya, lalu dia merintih dan menarik napas panjang dan mendesah.

“Aduuhh.. enak Rudy, terus Sayang.. lidahnya terus mainkan.., duuh.. enaakk..!” desahnya pelansambil semakin kuat menggoyangkan pantatnya, sementara rudalku sudah tegang sekali.
“Rudy.., jellynya.. jellynya dulu.. baru masukin yaa..!”
Aku tidak tahu dimana jellynya, lalu kuludahi saja banyak-banyak sampai lubang duburnya itu penuh dengan ludahku dan kuarahkan rudalku ke arah sasarannya, dan mulai menyentak masuk pelan-pelan.
“Aaacchh..!” dia mendesah.

Sekali hentak langsung masuk tanpa halangan, kudorong terus rudalku, tangan kananku melingkari lehernya. Dia menarik napas panjang sambil mendesah tertahan, sementara rudalku sudah semuanya masuk tertanam dalam liang pelepasannya yang cengkeramannya sudah tidak terasa lagi. Tangan kiriku memainkan klitorisnya, sambil mencium pipinya kemudian melumat bibirnya. Berarti Judith ini sudah biasa disodomi orang, hanya lubangnya belum terbuka terlalu besar. Aku mulai menarik keluar kembali dan memasukkan lagi, dan mulai melakukan gerakan piston pelan-pelan pada awalnya, sebab takut nanti Judithnya kesakitan kalau aku langsung main hajar dengan kasar.

Aku tahu bila dalam keadaan normal seperti biasa, tidak akan pernah aku dapat menyentuh tubuhnya ini. Selagi aku mengulum lidahnya itu, Judith membuka matanya, terbangun dan kaget melihat siapa yang lagi menyetubuhinya. Judith mau bergerak bereaksi tapi kudekap dia kuat-kuat hingga Judith tidak mungkin dapat bergerak lagi, dan aku mulai menghentak dengan kekuatan penuh pada lubang duburnya yang memang sudah dol itu.

Batang rudalku masuk semua tertancap di dalam lubang duburnya dan masuk keluar dengan bebasnya menghajar lubang dubur Judith dengan tembakan-tembakan gencar beruntun sambil mendekapnya kuat-kuat dari belakang meremas payudaranya dengan gemasnya dan mengigit tengkuknya yang sudah basah oleh keringatnya itu. Secara reflex Judith mengoyang pinggulnya begitu merasakan batang kemaluanku masuk, dan mendesah mengerang dengan suara tertahan. Keringat deras bercucuran di pagi yang dingin itu. Seperti kuda yang sedang balapan seru, dia merintih lirih diantara desahan napasnya itu dan mengerang. Judith semakin menggoyang pantatnya seperti kesetanan oleh nikmat yang abnormal itu.

Sepuluh menit berlalu, lubang duburnya Judith rasanya sangat licin sekali, seperti main di vagina saja. Dan Judith meracau mendesah dan menjerit histeris, wajahnya penuh keringat yang meleleh. Kubalikkan tubuhnya, kini Judith sudah tidak melawan lagi, dia hanya tergeletak diam pasrah ketika kualasi bantal di bawah pantatnya. Dia mengangkat kedua kakinya yang direntangkan dan memasukkan lagi rudalku ke dalam lubang duburnya yang sudah terkuak itu. Seluruh batang rudalku basah oleh cairan kuning yang berbuih, itu kotorannya Judith yang separuhnya keluar meleleh dari lubang duburnya itu. Bagi orang yang tidak biasa dengan anal sex ini pasti akan merasa jijik.

Kini wajah kami berhadapan, kupegang kepalanya supaya dia tidak dapat berpaling ke kiri ke kanan. Dan kulumat-lumat bibir-bibirnya, sepasang gunung buahdadanya terguncang-guncang dengan hebatnya, lehernya dan dadanya basah oleh keringatnya yang bercampur baur dengan keringatku. Dan inilah yang namanya kenikmatan surga. Pipi-pipinya telah memerah saga oleh kepanasan. Aku semakin keras lagi menggenjot ketika mengetahui kalau Judith mau mencapai puncak klimaksnya. Seluruh tubuhnya lalu jadi mengejang, dan suaranya tertahan di ujung hidungnya, Judith ini benar-benar histeris pikirku. Mungkin juga dia ini sex maniac.

Judith mulai bergerak lagi dengan napas yang masih tersengal-sengal sambil mendesah.
“Terus ung.. teeeruus.. aku mau keluar lagi..!” desahnya.
Benar saja, Judith kembali menjerit histeris seperti kuntilanak, seluruh tubuhnya kembali mengejang sambil wajahnya menyeringai seperti orang menahan sakit yang luar biasa. Butiran keringatnya jatuh sebesar biji jagung membasahi wajahnya, peluh kami sudah bercampuran. Kupeluk erat-erat tubuhnya yang licin mengkilap oleh keringat itu sambil menggigit-gigit pelan daun telinganya agar dia tambah terangsang lagi.

Akhirnya dia jatuh lemas terkulai tidak berdaya seperti orang mati saja. Tinggal aku yang masih terus berpacu sendiri menuju garis finish. Kubalikkan lagi tubuh Judith tengkurap dan mengangkat pantatnya, tapi tubuhnya jatuh kembali tertelungkup saja, entah apa dia sangat kehabisan tenaga atau memang dia tidak mau main doggy style. Kuganjal lagi bantal di bawah perutnya dan mulai menhajarnya lagi, menindihnya dari atas punggungnya yang basah itu. Tapi keringatnya tetap berbau harum. Napasnya memburu dengan cepatnya seperti seorang pelari.

“Aduh.. aduuh.. aku mau beol.. nich.. cepeet dikeluarin.. nggak tahan nich..! Ituku udah mo keluar nich..!” desahnya.
Dadanya bergerak turun naik dengan cepatnya. Tapi aku tidak perduli, soalnya lagi keenakan, kutanamkan kuat-kuat batang kemaluanku ke dalam lubang pantatnya, dan menyemprotkan spermaku begitu banyaknya ke dalam lubang analnya itu.
“Aduh.. aduuh.., aku mau beol.. nich.. cepeet nggak tahan nich.., udah mo keluar nich..!” desahnya.
“Aaacchhh.. aach..!” Judith menjerit lagi.

Ada dua menit baru kucabut batang kemaluanku. Dan apa yang terjadi, benar saja kotorannya Judith ikut keluar bersama rudalku, dan menghambur padaku. Terasa hangat kotorannya yang mencret itu. Hal itu juga berhamburan pada seprei tempat tidur. Praktis kami berenang di atas kotoran tinjanya yang keluarnya banyak sekali itu. Sementara aku lagi menikmati orgasmeku, kudengar suaranya Judith seperti orang yang sedang sekarat, dan napasnya mendengus. Anehnya aku sama sekali tidak merasa jijik, walaupun aku dengan sudah belepotan oleh tinjanya.

Kami tetap saja berbaring diam sambil terus berpelukan. Napasnya masih tersengal-sengal. Dadanya bergerak naik turun seperti orang yang benar-benar kecapaian. Kucium pipinya yang basah oleh keringatnya, dan menjilati keringat di lehernya yang putih mulus itu. Batinku terasa puas sekali dapat mencicipi tubuh indah ini, walaupun dia ini hanya seorang pelacur saja. Judith pun tetap berbaring diam tidak bergerak walaupun semua bagian bawah tubuhnya sudah berlumuran oleh tinjanya. Dia sepertinya sudah seperti pasrah saja atas semua yang sedang terjadi pada dirinya. Bola matanya menatap kosong ke dinding kamar. Aku membalikkan kepalanya agar menatapku, terus kuhisap bibirnya pelan dan mencium di jidatnya. Tampak senyum di wajahnya, dia seperti senang dengan sikapku ini. Dia menatapku dengan wajah sayu dan letih.

“I love you Judith..” ucapku tanpa sadar.
Dia hanya mendengus, menggerakan hidungnya yang mancung itu sambil bola matanya yang hitam bening itu menatapku tajam. Kucium lagi pipinya.
“Judith.., dari dulu aku tetap cinta kamu..” bisikku di telinganya.
“Walaupun harus hidup dengan berlumuran tinja seperti ini..?” jawabnya seperti menyindirku.
“Kita mesti keluar dari kubangan tinja ini Judith..,” kataku, “Kita bersihkan tubuh kita dan kita memulai hidup kita yang baru.”
Dia tidak menjawab, malah mendorongku ke samping dan dia melompat bangun bergegas menuju kamar mandi diiringi suara ketawa dari Rudy dan Lani.

Sisa-sisa kotoran di bokong pantatnya itu mengalir turun di paha dan betis kakinya dan ruangan itu telah dipenuhi oleh bau kotoran yang keluar dari dalam perutnya Judith ini. Aku pun berlari ke kamar mandi dan membantu Judith membersihkan badannya dengan air dan bantu dia menyirami tubuhnya dan menyabuni seluruh tubuhnya sampai ke selangkang dan kemaluannya terus sampai pada lubang pantatnya semua kusabuni dan kubilas sampai benar-benar bersih. Barulah kemudian aku mandi. Judith nampaknya senang dengan perlakuanku yang mengistimewakan dirinya itu, dan dia pun membantuku mengelap badanku dengan handuk.

Kemudian kami kembali ke kamar, aku menarik keluar seprei yang telah penuh dengan kotoran itu, membungkusnya dan melemparnya ke kamar mandi. Judith duduk di kursi mengawasiku bekerja sambil senyum-senyum malu. Aku menatap tubuhnya yang tinggi atletis ini dengan penuh rasa pesona dan syukur. Namun sama sekali tidak kusanga bahwa nanti dalam waktu yang tidak lama lagi dia akan menjadi isteriku. Dan sedikitpun aku tidak menyesal memperisteri Judith, sekalipun dia itu hanyalah seorang bekas wanita nakal, bekas ayam kampus.

Kami kembali lagi ke atas tempat tidur dan berusaha untuk tidur, padahal hari sudah pagi. Kami tidur berpelukan. Dia menyembunyikan kepalanya di dalam dadaku yang sedang bergemuruh dengan hebatnya itu, dan kami terlelap dalam tidur. Aku hanya dapat tertidur beberapa saat saja, kemudian sudah terbangun lagi, di sampingku Judith masih tertidur lelap, mungkin sebab saking capeknya dia ini. Pelan aku bangun untuk duduk sambil memperhatikan dia dalam ketidurannya, di bibirnya tersungging senyum, sepertinya dia merasa bahagia dalam hidup ini. Rambutnya yang lebat hitam panjang itu tergerai di atas bantal.

Pelan kusingkap kakinya hingga terbuka lebar, dan tanganku mengusap pahanya yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Benar-benar merangsangku paha mulus yang bersih ini. Menguakkan bibir vaginanya yang telah ke biru-biruan itu pertanda bahwa dia telah banyak sekali melakukan persetubuhan. Dan kulihat lubang vaginanya yang telah terbuka menganga seperti lubang terowongan turun ke dalam rahimnya. Lalu kujulurkan lidahku untuk membuka vaginanya itu dengan penuh perasaan. Kujilati juga klitorisnya, membuatnya jadi tergerak mungkin oleh rasa enak di klitorisnya itu. Tapi hanya sampai disitu saja. Aku tidak tega untuk membangunkannya dari kelelapan tidurnya yang manis itu.

Siangnya kami checked out dari Hotmen itu. Dalam mobil aku dan Judith duduk di belakang. Dia tidak pernah berbicara sampai kami tiba di depan rumahnya Lina di Tebet timur, keduanya turun di sini, padahal Judith rumahnya di jalan Kalibata utara.

Setelah berlalu dari situ, aku bertanya kepada Rudy kenapa tidak membayar keduanya. Rudy bilang biasanya uangnya itu di transfer ke rekening keduanya masing-masing. Dan esoknya hari Senin aku mentransfer uang ke rekening Judith sebesar lima ratus ribu rupiah. Kenangan manis yang tidak terlupakan bagiku.

TAMAT

Amoy Bertubuh Mulus dan Montok




Adila Mahasiswi Chubby Montok Ayam Kampus



Artis Seksi Vivian Alamsyah Pamer Tubuh Montok






Gita, ABG SMP Cantik Imut dan Bohay






Model Seksi Berbikini Pamer Tubuh Indahnya





Tiara Laras Model Bohay Bertoket Bulat Montok





Tante Ayu yang Sangat Menggairahkan




Perbedaan Suka, Sayang dan Cinta


Saat kau MENYUKAI seseorang, kau ingin memilikinya untuk keegoisanmu sendiri.
Saat kau MENYAYANGI seseorang, kau ingin sekali membuatnya bahagia dan bukan untuk dirimu sendiri.
Saat kau MENCINTAI seseorang, kau akan melakukan apapun untuk kebahagiaannya walaupun kau harus mengorbankan jiwamu.

Saat kau MENYUKAI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan bertanya,"Bolehkah aku menciummu?"
Saat kau MENYAYANGI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan bertanya,"Bolehkah aku memelukmu?"
Saat kau MENCINTAI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan menggenggam erat tangannya...

SUKA adalah saat ia menangis, kau akan berkata "Sudahlah, jangan menangis." SAYANG adalah saat ia menangis dan kau akan menangis bersamanya. CINTA adalah saat ia menangis dan kau akan membiarkannya menangis di pundakmu sambil berkata, "Mari kita selesaikan masalah ini bersama - sama."

SUKA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata, "Ia sangat cantik dan menawan." SAYANG adalah saat kau melihatnya kau akan melihatnya dari hatimu dan bukan matamu. CINTA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata, "Buatku dia adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan padaku.."

Pada saat orang yang kau SUKAi menyakitimu, maka kau akan marah dan tak mau lagi bicara padanya.
Pada saat orang yang kau SAYANGi menyakitimu, engkau akan menangis untuknya.
Pada saat orang yang kau CINTAi menyakitimu, kau akan berkata, "Tak apa dia hanya tak tau apa yang dia lakukan."

Pada saat kau SUKA padanya, kau akan MEMAKSANYA untuk menyukaimu.
Pada saat kau SAYANG padanya, kau akan MEMBIARKANNYA MEMILIH.
Pada saat kau CINTA padanya, kau akan selalu MENANTINYA dengan setia dan tulus...

SUKA adalah kau akan menemaninya bila itu menguntungkan. SAYANG adalah kau akan menemaninya di saat dia membutuhkan. CINTA adalah kau akan menemaninya di saat bagaimana keadaanmu.

SUKA adalah hal yang menuntut. SAYANG adalah hal memberi dan menerima. CINTA adalah hal yang memberi dengan rela.

Tante Miska yang Bahenol dan Montok






[Cerita Panas] Bercinta dengan Bule

Saya mau bagi-bagi pengalaman saya sama pembaca HP. Ini merupakan pengalaman sekali seumur hidup buat saya, bersetubuh sama bule. Ini cerita benaran lho. Sekarang saya sekolah di LA (Los Angeles). Disini banyak sekali disco party, yang mengadakan juga anak-anak Indonesia. Nah, kebetulan last week-end kemarin ada party di suatu pub di Downtown. Saya pergi ke sana bersama teman-teman saya.

Party ini baru dimulai jam 10 malam, tapi saya pergi sekitar jam 11. Ternyata yang datang sudah lumayan banyak. Kira-kira jam 12 malam, sudah banyak sekali orang yang disco, minum-minum, sama merokok di smooking area. Sekarang baru dikeluarkan peraturan bahwa setiap bar atau pub di California nggak boleh merokok di dalam, jadi di party ini disediakan tempat merokok. Pokoknya suasananya ok sekali deh. Terus saya minum-minum bersama teman saya di dekat barnya. Barnya ini dekat sekali sama tempat disconya, jadi sambil minum-minum sambil mengobrol kita bisa “ngecengin” orang yang lagi disco. Teman saya mengajak saya minum terus saya ladenin, tapi dia suruh saya yang pesan minumannya. Kebetulan ada waitress yang lewat, saya panggil terus pesan saja beer. Waitressnya orang bule alias orang Amerika. Mukanya ok, terus bodinya ok, payudaranya kira-kira 36, pokoknya ok. Teman saya terus mengajak saya taruhan $500 kalau saya bisa senggama sama waitress itu. Saya sanggupi taruhannya.

Waktu pelayannya datang bawa minuman, saya kasih tip agak besaran (disini kalau pesan apa-apa musti bayar tip). “Oh, terima kasih. Nama saya Stephene. Apabila anda butuh sesuatu, panggil saja saya”. Waitressnya tentu saja senang sekali. Saya bilang saya nanti pesan lagi ke dia. terus dia pergi lagi meladeni orang lain yang mau pesan minum.

Sesudah beernya habis, saya panggil lagi si waitress itu, pesan minuman lagi. Waktu datang, saya bayar terus saya godain dia. Ternyata dia suka. Habis digodain sama ngobrol sebentar saya tanya jam berapa dia beres kerjanya. Saya bilang saya mau ajak dia jalan-jalan sama ngobrol. Dia bilang beres jam 2 pagi. Saya bilang nanti saya tunggu di tempat yang saya tunjuk. Dia bilang ok. Beres tuh langkah pertama.

Akhirnya jam 2 juga tuh teman-teman saya sudah nggak sabar dengar kabar baiknya, tapi mereka pergi lagi ke tempat lain. Terus saya langsung ketemu waitress itu sudah siap pergi, nggak pakai pakaian kerja. Lagi party-kan agak gelap jadi nggak begitu jelas melihat dia. Waktu saya ketemu dia, wow man… bodinya terus payudaranya bikin saya horny saja. Terus saya bawa saja dia ke satu restoran Thailand dekat Hollywood (restorannya buka sampai pagi), ngobrol-ngobrol tentang dia sambil minum. Ngobrol sama dia nikmat sekali sepertinya saya sudah kenal dia dari dulu. Akhirnya omongannya merembet ke arah gituan. Saya sudah nafsu sekali tuh. Pelan-pelan saya deketi dia terus saya cium pipi, ke leher sampai akhirnya ke bibirnya. Kebetulan kita duduknya agak mojok jadi nggak begitu kelihatan orang lain sudah begitu saya sempat lihat jam menunjukkan jam 4 pagi jadi sudah sepi sekali. Ternyata saya menerima responnya. Saya tanyakan dia mau nggak gituan sama saya. Tahu-tahunya dia mau. Akhirnya kita setuju mau ke tempat saya soalnya nggak begitu jauh. Langsung saja kita pergi ke tempat saya.

Di mobil tangan saya sudah mulai gatal. Satu tangan pegang setir satu lagi berkelana. Pelan-pelan tangan saya menelusup ke paha terus ke daerah vaginanya. Kebetulan dia pakai rok jadi tangan saya nggak ada kesulitan masuk ke sela-sela pahanya. Dia menikmati benar elusan saya. Setelah kira-kira 10 menit saya merasa CD-nya mulai agak basah saya berhenti mengelus-elus, soalnya sudah sampai. Setelah sampai di apartment saya, saya gendong dia sambil ciuman. Lidah pun bereaksi. Dia agresif sekali. Kedua tangannya memeluk leher saya, terus kakinya ke pinggang saya. Sampai di kamar saya, kita masih ciuman. Tangan saya mulai meraba-raba payudaranya yang aduhai gede.

Baru kali ini saya merasakan payudara bule, mimpi apa saya semalam. Saya remas-remas payudaranya, dia semakin nafsu saja. Saya sudah nggak tahan kepingin senggama dengan dia, saya buka baju sama roknya. Dia juga buka baju sama celana saya. Sekarang dia tinggal pakai BH sama CD hitam sedangkan saya tinggal paka CDcd, saya melihat dia jadi tambah nafsu. Kayaknya warna hitam itu simbol warna seks.

Saya peluk dia dari belakang terus mengelus-elus payudaranya sambil mencium lehernya. Terus saya buka BH-nya. Ini moment yang menggairahkan. Saya elus-elus payudaranya yang mulus itu. Dia juga kelihatannya horny sekali. Saya buka CD-nya pelan-pelan terus giliran dia buka CD saya. Penis saya sudah tegang habis. Dia melihat penis saya terus mengelus-elus penis saya. “Oh… oh… mmhh…” nggak berapa lama otomatis dia hisap penis saya, “Oh… yes… oh…” Mainan lidah dan mulutnya yang sudah pro itu membuat penis saya tegang habis. Sudah 10 menit kira-kira dia menghisap penis saya. Saya sudah hampir keluar tapi saya tahan dan saya suruh dia berhenti. Terus saya rebahkan dia di ranjang. Saya buka pahanya lebar-lebar, kelihatan bulu kemaluannya rapi berwarna coklat sama vagina merah merekah. Saya jilati payudara dan pentilnya. Dia meringis kenikmatan. Kira-kira saya jilati sekitar 5 menit payudaranya secara bergiliran kanan dan kiri. Terus saya jilati sama mainkan klitorisnya, tangan saya yang satu mengelus-elus pahanya dan satu lagi mengelus-elus payudaranya. Dia menikmati jilatan saya, “Mmhh… ooh… nikmat…” Setelah hampir 10 menit dia mulai orgasme. Dia sudah seperti kemasukan setan, saya percepat gerakan lidah saya akhirnya dari vaginanya mengeluarkan banyak cairan. Saya jilati cairannya sampai bersih meski agak bau sama asem. Tapi saya suka.

Saya mulai aksi saya tapi sebelumnya saya pakai kondom dulu takut resiko penyakit. Saya arahkan penis saya ke vaginanya yang sudah horny sekali terus saya masukin pelan-pelan, bless… masuk penis saya ke vaginanya, oh… mmhh… saya nggak ada masalah memasukan penis saya ke vaginanya, soalnya dia sudah nggak perawan terus sudah agak basah. Pelan-pelan saya genjot dia sambil ciuman. Sudah nggak berapa lama tempo permainan saya percepat. Dia meringis kenikmatan, saya percepat lagi, dia makin agresif. Kira-kira 15 menit permainan dia mengeluarkan cairan lagi. Saya bisa merasakan gerakan saya semakin licin.

Setelah mengambil nafas sebentar, saya bilang mau ganti posisi dog style. Terus dia menungging di dekat pinggiran ranjang. saya elus-elus pantatnya yang montok, terus saya arahkan penis saya sama memasukan pelan-pelan. Tangan saya mengelus-elus payudara, “Ohh… uuuh… Enak sekali… uhh…” dia kenikmatan. Terus saya genjot lagi semakin cepat, dia mulai klimaks sekarang, “Ohh… ahh… aahh… mmhh…” dia mau keluar, tapi saya masih bisa menahan yang punya saya. Akhirnya vaginanya belepotan cairan vaginanya lagi. Saya cabut penis saya terus membalikkan badannya suruh rebahan lagi. Saya jilati vaginanya sampai bersih terus saya suruh dia main di atas. Saya rebahan terus dia dengan posisi jongkok di atas badan saya coba masukan penis saya ke vaginanya. Bless… terus dia goyang pinggulnya sama pantatnya. Dia percepat goyangannya, “Uhh… aahh… ahh…” saya bilang saya sudah mau keluar. Dia genjot sebentar terus berdiri melepaskan kondom saya terus menghisap penis saya dengan ganas sampai akhirnya sperma saya muncrat di dalam mulutnya, nikmat sekali rasanya. Dia jilati sperma saya sampai bersih.

Sesudah permainan ini selesai, kita tidur dengan keadaan bugil. Kita baru bangun jam 3 sore, terus saya antarkan dia pulang. Sampai di rumahnya saya sudah janjian mau ketemu lagi sama tanya nomor teleponnya. Akhirnya saya telepon teman saya dan akhirnya dapat $500 dari teman saya itu. Lumayan $500 buat menutupi bayar apartment saya terus dapat kenikmatan tiada tara lagi. Sering-sering taruhan kayak gini ok juga.

TAMAT

Niken, ABG Cantik Body Mulus dan Bohay





[Cerita Panas] Kado Ulang Tahunku

Written By detikberita.com on Jumat, 16 Maret 2012 | 22.59

Perkenalkan namaku Vera. Aku adalah Direktur Keuangan di sebuah perusahaan konstruksi swasta di negeri ini. Meskipun aku sudah punya 2 anak dan usia sudah masuk ke 40 tapi tubuhku tetap proporsional dan terkesan langsing, tinggi, putih (maklum chinese), rambut ikal pirang sebahu. Orang-orang yang ketemu aku tidak akan menyangka bahwa usiaku sudah 40th.


Pengalaman ini adalah kejadian sebenarnya yang terjadi di bulan Desember ini tepatnya pada hari ulang tahunku.


Ceritanya bermula ketika salah satu karyawanku mengirimkan ucapan selamat ulang tahun melalui sms ke hanphone-ku. Sebut saja namanya Wahyu, salah seorang manager di perusahaanku. Orangnya tinggi, atletis dan tampan, usia sekitar 30thn. Sebenarnya sudah lama dia memperhatikan diriku dan mengagumi diriku (aku tahu setelah pengalaman ini), dan aku juga sebenarnya sangat senang kalau berbicara ataupun bertatap muka dengannya. Karena orangnya cerdas dan enak diajak ngobrol. Mungkin karena aku adalah atasannya jadi dia nggak berani kurang ajar kepadaku.


Siang itu Wahyu mengirimkan ucapan selamat ulang tahun via sms. Terus terang aku juga gembira karena ternyata ada yang mengucapkan selamat kepadaku. Setelah aku pikir2 akhirnya aku balas sms tersebut sambil sedikit iseng ... “Terima kasih sayang .... ditunggu ya kadonya ...”


Kemudian di membalas “Maaf Bu, .... ini salah kirim ya ?? Lagian kalau kado rasanya saya bingung mo ngasih apa ya ke Ibu.” Setelah itu aku balas “Nggak salah kirim kok sayang, ngomong2 gimana kalau kadonya nemenin aku makan malam ? Kalau ok aku tunggu di rumah jam 8 malam”. Setelah agak lama akhirnya aku dapat jawaban “Baik Bu, nanti malam saya datang ke rumah Ibu.”


Aku sendiri tidak menyangka kalau akhirnya akan begini, tadinya yang cuma iseng2 malahan jadi mengundang makan makan malam berdua. Hal ini karena suamiku sedang tugas luar kota, kebetulan anak-anak sedang menginap di rumah neneknya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan pikiran jelek, akhirnya pembantuku aku suruh pulang ke rumahnya masing2 setelah selesai mempersiapkan makan malam dengan alasan bahwa berhubung lagi ulang tahun maka mereka diberi kebebasan untuk libur.


Menjelang jam 8 malam semua sudah siap dan aku deg-deg-an menunggu kedatangan Wahyu untuk makan malam. Tidak berapa lama terdengar suara mobil berhenti di halaman depan rumahku. “Pasti itu Wahyu” batinku. Kemudian terdengan bunyi bell dari ruang tamu. Aku sendiri yang membukakan pintu, karena tidak ada satu orangpun di rumah ini kecuali aku.


“Selamat malam Bu. Maaf, membuat Ibu sedikit menunggu.” sapa Wahyu kepadaku.
“Nggak pa-pa kok, lagian aku juga baru selesai persiapannya.” jawabku.


Wahyu tidak berkedip memandangku. Kelihatannya dia terpesona dengan diriku yang tidak seperti saat di kantor. Aku memakai baju terusan panjang tanpa lengan warna hitam yang sangat kontras dengan kulitku yang putih, belahan dadanya agak ke bawah sehingga payudaraku sedikit terlihat menyembul. Di tambah lagi aku tidak mengenakan bra sehingga putting susuku sedikit tercetak di baju yang aku kenakan. Cukup lama dia terpaku di depan pintu memandangiku sampai aku bilang “Lho .... kenapa Wahyu, ada yang salah dengan aku ya ??”. Wahyu terkesiap dan sadar dari terpakunya, kemudian berkata “Maaf Bu, bukannya tidak sopan, tapi Ibu cantik sekali malam ini”. Aku cukup senang dengan pujian dari Wahyu, kemudian aku bilang “Ah kamu ada2 saja, ayo kita masuk ke dalam, makanan sudah siap tuh.” “Baik Bu” kata Wahyu sambil masuk ke dalam mengikuti langkahku.


Aku tidak tahu apa yang ada di pikiran Wahyu waktu berjalan di belakangku, tapi pasti dia memperhatikan gerakan pinggul dan pantatku pada saat berjalan, hal ini ditambah lagi dengan potongan bajuku yang model backless dan belahan baju belakang sampai di bawah pantat, sehingga otomatis punggung dan pahaku yang putih mulus diperhatikan oleh Wahyu.


Sampai ruang makan Wahyu sedikit terkejut karena dia mendapati ruang makan yang dipersiapkan hanya untuk 2 orang, karena yang tersedia hanya 2 kursi dan makanan siap saji di atas mejanya.


“Maaf Bu, Bapak sama anak-anak kok nggak kelihatan, apakah mereka tidak ikut makan malam bersama kita ??”


“Memang nggak kok, kebetulan Bapak lagi di luar kota, anak-anak menginap di rumah neneknya. Lagian ini khusus untuk kamu kok, karena kamu adalah orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahu kepadaku.”


“O iya Bu, selamat ulang tahun, semoga panjang umur dan sukses selalu” kata Wahyu sambil mengulurkan tangannya.


“Terima kasih Wahyu” jawabku menyambut uluran tangannya. Kemudian aku sengaja memajukan wajahku mendekati wajahnya. Tadinya Wahyu diam saja dan tidak berani untuk menyambut wajahku dengan pipinya, tapi setelah aku semakin mendekatkan wajahku, akhirnya Wahyu mencium pipi kiri dan kananku dan aku lihat wajahnya bersemu merah. Aku sendiri juga tidak tahu kenapa aku seberani ini kepada Wahyu, mungkin karena terbawa suasana dan sedikit rasa jengkel terhadap suamiku yang malahan keluar kota di hari ulang tahunku, dan mungkin juga ditambah penampilan Wahyu yang sangat gagah malam ini.


Pada saat makan aku perhatikan Wahyu beberapa kali mencuri pandang ke arah dadaku. Mungkin dia penasaran dan tertarik dengan apa yang ada dibalik baju yang aku kenakan. Hal itu bisa dilihat dari pujian-pujian yang dia sampaikan kepadaku. Setelah selesai makan malam akhirnya kita duduk2 di sofa sambil mendengarkan alunan musik.


“Kamu bisa dansa Wahyu ??” tanyaku
“Maaf Bu, saya tidak bisa dan belum pernah.” jawab Wahyu
“Ayo kalau gitu aku ajarin” ajakku sambil berdiri dan mengulurkan tanganku pada Wahyu.
“Wah ... saya benar2 belum pernah dan nggak bisa Bu, nantinya malahan kaki Ibu yang keinjak kaki saya” kata Wahyu sambil berdiri mengikuti ajakanku.


Aku berdiri berhadapan dengan Wahyu, tangan Wahyu aku letakkan melingkar di pinggangku dan tangan yang satu pegangan dengan tangaku. Badanku aku rapatkan sehingga payudaraku menempel dan bergesekan dengan dada Wahyu. Ternyata Wahyu memang orang yang pintar, karena kurang dari 5 menit dia sudah bisa mengikuti irama dan instruksi yang aku ajarkan.


Sambil berdansa kami saling bercerita berbagai hal dan sedikit menyerempet2 ke hal2 yang berbau sex. Ternyata pengetahuan Wahyu sangat luas dan suka bercanda. Tak terasa akibat gesekan dadaku dengan dada Wahyu, belahan baju di dadaku ikut tergeser sehingga hampir semua payudaraku menyembul keluar, termasuk putingnya. Sengaja aku diamkan hal ini untuk mengetahui reaksi Wahyu kepadaku. Wahyu beberapa kali mencuri pandang ke payudaraku dan mulai terangsang, hal ini karena aku mulai merasakan tonjolan keras di selangkangan Wahyu yang menempel di perutku.


“Bu, maaf baju Ibu sedikit bergeser, sehingga maaf payudara Ibu sedikit keluar” kata Wahyu mengingatkanku. “Tolong benerin dong sayang .....” kataku kepada Wahyu dengan sedikit menggoda. Wahyu menghentikan sejenak gerakan dansa, dan membetulkan baju di bagian dadaku dengan cara sedikit memegang payudaraku. “Maaf Bu ...” kata Wahyu dengan suara sedikit bergetar.
“Menurutmu apakah aku masih cantik dan seksi Wahyu ??” tanyaku
“Maksud Ibu ?” jawab Wahyu. “Apakah aku masih terlihat cantik dan seksi dengan usiaku seperti sekarang ini” tanyaku kembali. “Maaf Bu, orang yang bilang kalau Ibu tidak cantik dan seksi berarti orang itu pasti buta Bu.” jawab Wahyu.


Hatiku tambah berbunga-bunga mendengar jawaban Wahyu. Kemudian kami melanjutkan dansa kembali. Tidak berapa lama payudaraku menyembul lagi karena gesekan tubuhku dan Wahyu. Aku rasakan tonjolan di selangkangan Wahyu tambah keras menekan perutku. Aku tahu pasti Wahyu ingin memegang payudaraku kembali. Sengaja aku gerakkan gaunku sehingga agak melorot melewati bahuku. Wahyu semakin terangsang terlihat dari nafasnya yang mulai tidak beraturan.


“Ibu cantik sekali malam ini. Kalau diijinkan saya ingin mencium kening Ibu” kata Wahyu dengan nada bergetar menahan gejolak nafsunya. Aku tambah senang dengan pujian dan perlakuan Wahyu ini. Ternyata dia sangat gentle dan meminta ijin dulu meskipun aku sudah berada di pelukannya. Aku diam saja dan menambah ketat pelukanku di badannya. Akhirnya saat-saat yang kunantikan datang juga, Wahyu dengan lembut mencium keningku. Baru kali ini aku diperlakukan sebagai seorang wanita yang begitu bernilai dan berharga oleh seorang laki-laki, berbeda dengan keseharianku yang selalu dihargai sebagai seorang pimpinan.


“Terima kasih Wahyu” kataku sambil menengadahkan wajahku untuk memandang wajahnya. Wajahnya begitu tulus dan penuh kasih sayang. Setelah itu aku beranikan untuk mendekatkan bibirku ke bibirnya. Wahyu menyambutku dengan ciuman lembut di bibirku. Ciuman yang lembut dan penuh perasaan. Kami berciuman cukup lama sambil memainkan lidah kami berdua. Sejenak aku menghentikan kegiatan ini untuk memandang Wahyu dan memberikan senyum yang terindah untuknya.


“Maaf Bu saya sudah lancang berbuat seperti ini, tapi Ibu sangat cantik sekali dan saya sangat bangga dan bahagia bisa memeluk serta mencium Ibu seperti ini ...”


Aku tempelkan jari telunjukku dibibirnya untuk memintanya tidak berkata-kata lagi. Kemudian kami berciuman lebih mesra lagi. Tangan Wahyu mengusap-usap punggungku yang tidak tertutup oleh gaunku. Tanganku meraba-raba dada bidang Wahyu yang tegap dan berotot. Ciuman Wahyu lambat laun turun ke leherku ... aku cuma merintih merasakan sensasi nikmat yang dilakukan oleh Wahyu. Tak berapa lama ciuman Wahyu turun ke bahuku yang putih mulus ..... ciuman lembut itu semakin menaikkan gairahku. Rintihanku semakin menjadi-jadi . Usapan Wahyu sekarang berpindah dari punggungku ke arah bawah menuju pantatku. Sampai sini dia sedikit kaget karena tidak ada tanda-tanda bahwa aku mengenakan CD dibalik gaunku.


Ciuman Wahyu di bahuku berpindah dari bahu kiri, leher, bahu kanan berulang-ulang, sambil memberikan usapan dan sedikit remasan-remasan lembut di pantatku. Aku semakin tidak tahan dengan perlakuan lembut dari Wahyu. Aku mulai membuka satu persatu kancing baju yang dikenakan Wahyu. Akhirnya tanganku bisa merasakan langsung dada Wahyu yang tegap dan berotot. Usapanku berhenti sebentar di bawah pusar Wahyu untuk melepaskan ikat pinggang dan kancing celananya. Wahyu juga tidak tinggal diam dengan hal ini. Tangan Wahyu mulai menurunkan gaunku dengan menggeser tali yang ada di bahuku. Pelan namun pasti gaunku melorot melewati kedua bahuku, berhenti sejenak melewati kedua tanganku dan akhirnya lepas jatuh ke bawah melewati kedua kakiku. Aku benar-benar telanjang bulat tanpa sehelai benangpun di tubuhku.


Wahyu menghentikan sejenak ciuman di bahuku untuk memandang dan memperhatikan setiap bagian tubuhku.


“Ibu benar-benar cantik dan sempurna, tubuh Ibu sangat indah sekali.” bisik Wahyu kepadaku dengan nada bergetar. Aku benar-benar senang dengan pujian Wahyu. Kemudian Wahyu menundukkan wajahnya untuk mencium payudaraku sebelah kiri. Ah .... begitu lembut dan nikmatnya ciuman Wahyu.. Putingku dikulum dan dimainkan dengan lidahnya. Aku cuma bisa pasrah merasakan kenikmatan ini. Tangan kanan Wahyu meremas lembut payudara kanan ku, dan tangan kiri Wahyu mengelusi kedua belah pantatku secara bergantian. Hal ini dilakukan juga bergantian untuk payudara kananku.


Oh ... betapa nikmatnya perasaan ini. Baru kali ini aku diciumi dan diperlakukan dengan lembut seperti ini. “Sayang ..... kita pindah ke kamar saja ....” ajakku kepada Wahyu. Wahyu tersenyum kemudian membopongku masuk ke dalam kamar. Sambil menggendongku dia tidak henti-hentinya mencium bibir, leher, bahu dan payudaraku. Sampai kamar dia meletakkan aku dengan penuh hati-hati .....


“Ah .... kamu curang Wahyu ..... bajumu belum dibuka ....” kataku sambil tertawa. Wahyu membuka baju dan kaos dalamnya, sedangkan aku membantu menurunkan celana panjang dan CD-nya. Akhirnya kami sama-sama telanjang bulat. Baru kali ini aku melihat laki-laki selain suamiku telanjang bulat di hadapanku, demikian juga ini kali pertama aku telanjang di hadapan laki-laki selain suamiku.


Batang kemaluan Wahyu ternyata sangat panjang dan keras, lebih besar dari kepunyaan suamiku. Aku pegang dengan kedua tanganku secara bergantian. Urat-uratnya begitu terasa di telapak tanganku, dan kepalanya mirip jamur sangat menarik perhatianku.


“Ibu suka mencium punya Bapak ??” tanya Wahyu kepadaku. “Aku belum pernah melakukkannya. Jangan panggil Ibu .... aku ingin kamu memanggilku sayang, malam ini aku milikmu sepenuhnya sayang .....” jawabku.


“Sayang mau mencobanya ?? ” kata Wahyu. Aku mulai memberanikan menciumi batang kemaluan Wahyu yang panjang dan keras. Mula-mula memang rasanya aneh ..... tapi lama kelamaan asyik juga. Batang kemaluan Wahyu tidak bisa masuk semua ke mulutku, aku gerakkan pelan-pelan maju mundur. Wahyu merasa keenakan dan sedikit meremas-remas rambutku. “Ah ..... enak sekali sayang .......”


Setelah cukup lama ..... Wahyu memintaku untuk menghentikan kulumanku. Wahyu mencium bibirku sambil mendorongku untuk rebahan di kasur. Kami berciuman dengan penuh perasaan, tangan wahyu meremas lembut payudaraku secara bergantian. Kemudian ciuman Wahyu bergeser ke leher .... bahu dan kedua payudaraku. “Sshh...... enak sekali sayang ......” rintihku kepada Wahyu. Ciuman Wahyu bergerak turun ke bawah .... melewati pusarku .... berhenti sejenak untuk menciumi perutku yang rata. Aku tambah menggelinjang tak karuan merasakan sensasi nikmat ini.


Ciuman Wahyu terus bergeser ke bawah pusarku .... mendekati vaginaku yang bersih tanpa bulu (habis dicukur sore harinya) ..... tak berapa lama aku merasakan Wahyu menciumi vaginaku dengan lembutnya. Kakiku sedikit dilipat agar lebih memudahkan Wahyu untuk mengeksplorasi organ intimku. Kadang lidah Wahyu menjilat .... klitorisku digaruk dan digigit kecil dengan gigi Wahyu ....... Oh .... benar-benar nikmat sekali. Baru kali ini aku merasakan nikmat yang tiada tara.... “Eh ...m... ..... enak Wahyu ..... terus Wahyu .....” Ciuman, jilatan dan gigitan Wahyu terus dilakukan terhadap organ intimku .... sampe aku merasakan nikmat yang tiada tara dan rasanya ada sesuatu yang akan keluar ....”Ssh ..... sayang .... terus sayang ..... aku mau keluar .....” Akhirnya aku keluar sambil menjepitkan kedua pahaku dikepala Wahyu. Pantatku aku tekan-tekankan ke mulut Wahyu seakan-akan tidak mau kehilangan ciuman Wahyu di vaginaku.


“Oh ..... nikmat sekali sayang ..... kamu pintar sekali membuat aku merasakan puncak kenikmatan seperti ini.” Badanku serasa lemas, aku lihat batang kemaluan Wahyu masih tegak berdiri dengan gagahnya. Wahyu terdiam sejenak untuk memberikan aku waktu memulihkan tenagaku.


Setelah cukup, Wahyu mulai mencium payudaraku lagi secara bergantian. Dikulum dan dijilatnya putting payudaraku sehingga menaikkan gairahku kembali. Tangannya secara lembut mengelusi vaginaku yang sudah basah oleh cairan orgasmeku. Tak henti-hentinya dia memuji diriku yang masih tetap cantik dan menggairahkan. Aku semakin tersanjung dan merasa dihargai di hadapan Wahyu.


Pelan namun pasti Wahyu mengarahkan batang kemaluannya ke vaginaku. Aku pasrah dan menunggu dengan harap-harap cemas merasakan batang yang besar itu akan memasuki lobang vaginaku.


“Sudah siap sayang ??” kata Wahyu sambil menciumi leher dan payudaraku. Aku mengangguk dan tersenyum mesra kepadanya. Perlahan-lahan aku merasakan batang yang besar itu masuk ke lobang vaginaku.... “Ahhhh ..... besar sekali sayang ....”. Wahyu menghentikan sebentar gerakan batang kemaluannya. Hal itu dilakukan berulang-ulang ... dengan penuh kesabaran dan perasaan agar aku tidak merasa sakit. Akhirnya masuk semua batang kemaluan Wahyu yang besar itu ke dalam lobang vaginaku. Lobangku terasa sesak dan berkedut-kedut. “Ohhhh........ punyamu serasa sampe ulu hati sayang ... besar sekali ....” kataku. “Iya sayang ...... memek sayang sangat nikmat .... sesuai dengan kecantikan sayang .... selain itu masih sempit sekali sayang ...” kata Wahyu memujiku.


Setelah beberapa saat, Wahyu menggerakkan batang kemaluannya maju mundur secara perlahan-lahan .... sensasi yang aku rasakan tidak dapat aku katakan. Tanganku melingkar ke leher Wahyu, sambil sesekali Wahyu mencium bibir, leher dan payudaraku secara bergantian. Tangan Wahyu juga tidak tinggal diam, meremasi dengan lembut kedua payudaraku.


“Orgh...... nikmat sekali sayang ..... ssshs,.... enak sekali sayang ...... “


Gerakan Wahyu kadang-kadang pelan kadang-kadang cepat, beberapa tusukan pendek dan sekali tusukan dalam membuat aku semakin tidak tahan menerima perlakuan ini.


“Argh ....terus sayang .... terus sayang .......”


Tak terasa sudah 20 menit kami mengayuh biduk cinta kami. Peluh dan keringat membasahi tubuh telanjang kami. Meskipun ruangan kamar menggunakan AC tetapi tidak sanggup meredam gelora panas permainan kami. Tak berapa lama ....”Argh ..... aku hampir keluar sayang .... lebih dalam lagi sayang” erangku. Wahyu semakin mempercepat kocokan kemaluannya di vaginaku. ...... “Aarggh........ aku keluar ....... sayang ........” Aku mendapatkan puncak kenikmatanku yang kedua. Memang hebat Wahyu ini, dia belum ada tanda-tanda mau keluar sedangkan aku sudah 2 kali. Wahyu memberikan waktu untuk aku beristirahat tanpa mencabut batang kemaluannya dariku. Diciumnya bibirku dengan penuh perasaan .... “Aku sayang kamu Ibu Vera ......sudah lama aku memimpikan seperti ini .... aku sangat mencintaimu ....”


Kemudian Wahyu memintaku untuk berbalik dengan posisi menungging, sepertinya dia ingin bermain dari belakang. Dengan posisi ini batang kemaluan Wahyu semakin terasa sesak di kemaluanku. Tusukan kemaluan Wahyu kadang-kadang cepat ... kadang-kadang lambat. Aku mengimbanginya dengan memutar-mutar pantatku sambil gerakan maju-mundur .... “ahh.... nikmat sekali ......” Kedua tangan Wahyu meremas lembut kedua payudaraku ......”Uggh....... terus sayang ..... terus ....burungmu enak sekali .....”. “Sssshh .....memekmu sangat nikmat sayang ...... aku ingin terus menyetubuhimu sayang .....” erang Wahyu yang semakin menambah gairahku. Tak berapa lama aku merasakan ada dorongan hebat di kemaluanku ......”Arghg.... aku nggak tahan sayang ...... aku mau keluar lagi ......” jeritku .... akhirnya ....”Arghg ........ aku sampeee sayang. .......”


Aku benar-benar merasakan nikmat yang luar biasa, selama ini aku nggak pernah bisa orgasme lebih dari 1 kali. Tapi kali ini aku benar-benar dibuat bahagia oleh Wahyu. Batang kemaluan Wahyu masih menancap di vaginaku. Punggungku diciumi oleh Wahyu dengan lembut dan penuh perasaan. Kadang-kadang digigit-gigit kecil sehingga memancing gairahku lagi. Tangan Wahyu masih tetap meremasi kedua payudaraku.


“Enak sayang ...??” bisik Wahyu kepadaku.
“Kamu hebat sekali sayang ...... “ jawabku sambil mencium bibir Wahyu. Cukup lama kami berciuman tanpa Wahyu menggerakkan batang kemaluannya yang masih menancap di vaginaku. Hanya tangan Wahyu yang aktif meremasi dan kadang-kadang memelintir putting payudaraku sehingga gairahku naik lagi.


“Kamu belum keluar ya sayang ...... sekarang gantian aku yang akan memuaskanmu.” kataku sambil melepaskan batang kemaluannya dari vaginaku. Wahyu aku minta untuk rebahan di kasur dan aku bergerak untuk mengangkangi kemaluan Wahyu.


Argh ..... besar sekali batang kemaluan ini ...... Aku gerakkan pantatku memutar, maju mundur, ke atas bawah .... benar-benar seperti cowboy lagi menunggang kuda. Aku benar-benar menikmati permainan ini. Semakin lama gerakanku semakin cepat .... Tangan Wahyu memegang pinggangku untuk membantu gerakanku naik turun. Sesekali diciumnya payudaraku sambil digigit-gigit kecil ......


“Kamu cantik sekali sayang .... tubuhmu sangat mulus dan indah .... aku ingin selalu menikmati tubuh indahmu sayang .....” bisik Wahyu kepadaku. Aku sangat senang dengan pujian Wahyu. Hal ini menambah gairahku untuk semakin memuaskan Wahyu. “Arggh ...... terus sayang .... jepit sayang ......” teriak Wahyu ...... sekitar 20 menit aku rasakan batang Wahyu tambah membesar ..... mungkin ini saatnya Wahyu ejakulasi. Aku mempercepat goyangan dan gerakan pantatku karena aku juga mulai merasakan sesuatu yang akan keluar dari vaginaku. Vaginaku terasa berkedut-kedut seakan-akan menyedot kemaluan Wahyu ..... Oh ...... benar-benar nikmat sekali yang kurasakan.


“Sshh ....sayang ..... kita keluar sama-sama ..... “ erangku. Tangan Wahyu memegang pinggangku dengan kuat agar batang kemaluannya lebih tertekan masuk ke vaginaku. “Arggh ..... aku keluar cantik ......” Pada saat bersamaan aku juga berteriak ....”Aku keluar lagi sayang ..... ssh......h..s...” Batang kemaluan Wahyu berkedut dan menyemprotkan spermanya ke dalam rahimku. Lebih dari 8 kali kurasakan semprotan sperma Wahyu. “Oh ...... nikmat sekali sayang .....” badanku rebah menindih tubuh Wahyu. Keringat kami bercucuran dan menambah erotis pemandangan bagi siapapun yang melihatnya. Wahyu memelukku dengan erat dan mencium bibir dan leherku dengan gemas.


Kami terdiam beberapa lama untuk menikmati surga dunia yang barusan kami lalui bersama. Kemaluan Wahyu masih tertancap di lobang kemaluanku. Benar-benar pengalaman senggama yang melelahkan dan membahagiakan. Kami berciuman dengan mesra bagaikan sepasang kekasih yang tak terpisahkan. Tangan wahyu sesekali mengelusi punggung dan pantatku. Kemudian Wahyu mencium keningku ...”Aku sayang kamu Ibu Vera ...... aku ingin selalu menikmati keindahan dan kecantikan tubuhmu ....”


“Aku juga sayang kamu Wahyu ...... aku benar-benar merasakan indahnya sex bersamamu.” jawabku.


Cukup lama kami berpelukan sambil saling mengelusi tubuh kami berdua. Sesekali tangan Wahyu dengan nakal memilin puting dan meremas lembut payudaraku. Kadang-kadang bibir Wahyu juga ikut merasakan kekenyalan dan keindahan payudaraku. Gigitan wahyu meninggalkan tanda merah di kedua payudaraku. Oh .... indahnya malam ini ..... batinku. Kulirik jam dinding, jarumnya menunjukkan pukul 11.30 malam. Ternyata cukup lama juga kami bermain cinta. Wahyu benar-benar lelaki sejati yang bisa membuatku sangat bahagia.


Setelah itu aku mengajak Wahyu ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Di sana kami berdua saling menyabuni dan mengelusi. Tangan Wahyu menyabuni tubuhku. Wahyu paling suka mengusap-usap kedua payudaraku yang menurutnya sangat indah. Ukurannya 34B dengan puting berwarna merah muda yang menurutnya sangat pas, tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Kamipun melakukan persetubuhan lagi di kamar mandi .... di shower dan dilanjutkan di bathub.


Sekitar jam 02.00 pagi Wahyu mohon ijin untuk pamit pulang ke rumahnya. Sebenarnya aku menahannya agar bermalam dan tidur menemaniku malam ini. Aku ingin tidur dipelukannya dan merasakan kasih sayang dari Wahyu. Aku ingin menghabiskan malam ini berdua saja dengan Wahyu dan tentunya bermain cinta. Wahyu menyampaikan bahwa sebenarnya dia juga ingin tinggal dan menemaniku malam ini bahkan kalau bisa selamanya. Tetapi karena khawatir akan ada kecurigaan seadainya pembantu atau keluargaku ada yang datang lebih awal maka lebih baik kalau dia pulang ke rumahnya saja.


Wahyu mencium keningku sambil berkata “Aku sayang kamu cantik ......”.
“Aku juga sayang kamu Wahyu .....” jawabku sambil memeluknya.
“Oya .... aku ingin ini dan ini cuma jadi milikku.” candanya sambil meremas payudaraku dan vaginaku.
“Iya sayang .... aku juga berharap cuma kamu yang menikmati tubuhku ini. Dan ..... aku juga ingin batang perkasa ini selalu memenuhi lobang memekku sayang .....” jawabku sambil meremas batang kemaluannya.


Kami berdua tersenyum dan berpelukan seakan tidak ingin terpisah. “Aku akan merindukanmu Wahyu ...” kataku. “Aku juga merindukanmu cantik ......” kata Wahyu. “Bobo' yang nyenyak ya sayang .... bye ...” sambung Wahyu sambil mencium keningku sekali lagi.


Aku menunggu di depan rumah sampai mobil Wahyu tidak kelihatan lagi di tikungan jalan. Oh ... betapa indahnya malam ini. Aku seperti seorang gadis yang baru menemukan cinta pertamanya, rasa sayang yang tulus dari seorang laki-laki.

Gadis Manja Pamer Toket



Tante Binal Haus Kenikmatan




Cerita Panas

Model Seksi

More Article »
 
Support : Creating Website | Johny Template | Maskolis | Johny Portal | Johny Magazine | Johny News | Johny Demosite
Copyright © 2011. IndoHoi - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger