Perkenalkan namaku Vera. Aku adalah Direktur Keuangan di sebuah perusahaan konstruksi swasta di negeri ini. Meskipun aku sudah punya 2 anak dan usia sudah masuk ke 40 tapi tubuhku tetap proporsional dan terkesan langsing, tinggi, putih (maklum chinese), rambut ikal pirang sebahu. Orang-orang yang ketemu aku tidak akan menyangka bahwa usiaku sudah 40th.
Pengalaman ini adalah kejadian sebenarnya yang terjadi di bulan Desember ini tepatnya pada hari ulang tahunku.
Ceritanya bermula ketika salah satu karyawanku mengirimkan ucapan selamat ulang tahun melalui sms ke hanphone-ku. Sebut saja namanya Wahyu, salah seorang manager di perusahaanku. Orangnya tinggi, atletis dan tampan, usia sekitar 30thn. Sebenarnya sudah lama dia memperhatikan diriku dan mengagumi diriku (aku tahu setelah pengalaman ini), dan aku juga sebenarnya sangat senang kalau berbicara ataupun bertatap muka dengannya. Karena orangnya cerdas dan enak diajak ngobrol. Mungkin karena aku adalah atasannya jadi dia nggak berani kurang ajar kepadaku.
Siang itu Wahyu mengirimkan ucapan selamat ulang tahun via sms. Terus terang aku juga gembira karena ternyata ada yang mengucapkan selamat kepadaku. Setelah aku pikir2 akhirnya aku balas sms tersebut sambil sedikit iseng ... “Terima kasih sayang .... ditunggu ya kadonya ...”
Kemudian di membalas “Maaf Bu, .... ini salah kirim ya ?? Lagian kalau kado rasanya saya bingung mo ngasih apa ya ke Ibu.” Setelah itu aku balas “Nggak salah kirim kok sayang, ngomong2 gimana kalau kadonya nemenin aku makan malam ? Kalau ok aku tunggu di rumah jam 8 malam”. Setelah agak lama akhirnya aku dapat jawaban “Baik Bu, nanti malam saya datang ke rumah Ibu.”
Aku sendiri tidak menyangka kalau akhirnya akan begini, tadinya yang cuma iseng2 malahan jadi mengundang makan makan malam berdua. Hal ini karena suamiku sedang tugas luar kota, kebetulan anak-anak sedang menginap di rumah neneknya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan pikiran jelek, akhirnya pembantuku aku suruh pulang ke rumahnya masing2 setelah selesai mempersiapkan makan malam dengan alasan bahwa berhubung lagi ulang tahun maka mereka diberi kebebasan untuk libur.
Menjelang jam 8 malam semua sudah siap dan aku deg-deg-an menunggu kedatangan Wahyu untuk makan malam. Tidak berapa lama terdengar suara mobil berhenti di halaman depan rumahku. “Pasti itu Wahyu” batinku. Kemudian terdengan bunyi bell dari ruang tamu. Aku sendiri yang membukakan pintu, karena tidak ada satu orangpun di rumah ini kecuali aku.
“Selamat malam Bu. Maaf, membuat Ibu sedikit menunggu.” sapa Wahyu kepadaku.
“Nggak pa-pa kok, lagian aku juga baru selesai persiapannya.” jawabku.
Wahyu tidak berkedip memandangku. Kelihatannya dia terpesona dengan diriku yang tidak seperti saat di kantor. Aku memakai baju terusan panjang tanpa lengan warna hitam yang sangat kontras dengan kulitku yang putih, belahan dadanya agak ke bawah sehingga payudaraku sedikit terlihat menyembul. Di tambah lagi aku tidak mengenakan bra sehingga putting susuku sedikit tercetak di baju yang aku kenakan. Cukup lama dia terpaku di depan pintu memandangiku sampai aku bilang “Lho .... kenapa Wahyu, ada yang salah dengan aku ya ??”. Wahyu terkesiap dan sadar dari terpakunya, kemudian berkata “Maaf Bu, bukannya tidak sopan, tapi Ibu cantik sekali malam ini”. Aku cukup senang dengan pujian dari Wahyu, kemudian aku bilang “Ah kamu ada2 saja, ayo kita masuk ke dalam, makanan sudah siap tuh.” “Baik Bu” kata Wahyu sambil masuk ke dalam mengikuti langkahku.
Aku tidak tahu apa yang ada di pikiran Wahyu waktu berjalan di belakangku, tapi pasti dia memperhatikan gerakan pinggul dan pantatku pada saat berjalan, hal ini ditambah lagi dengan potongan bajuku yang model backless dan belahan baju belakang sampai di bawah pantat, sehingga otomatis punggung dan pahaku yang putih mulus diperhatikan oleh Wahyu.
Sampai ruang makan Wahyu sedikit terkejut karena dia mendapati ruang makan yang dipersiapkan hanya untuk 2 orang, karena yang tersedia hanya 2 kursi dan makanan siap saji di atas mejanya.
“Maaf Bu, Bapak sama anak-anak kok nggak kelihatan, apakah mereka tidak ikut makan malam bersama kita ??”
“Memang nggak kok, kebetulan Bapak lagi di luar kota, anak-anak menginap di rumah neneknya. Lagian ini khusus untuk kamu kok, karena kamu adalah orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahu kepadaku.”
“O iya Bu, selamat ulang tahun, semoga panjang umur dan sukses selalu” kata Wahyu sambil mengulurkan tangannya.
“Terima kasih Wahyu” jawabku menyambut uluran tangannya. Kemudian aku sengaja memajukan wajahku mendekati wajahnya. Tadinya Wahyu diam saja dan tidak berani untuk menyambut wajahku dengan pipinya, tapi setelah aku semakin mendekatkan wajahku, akhirnya Wahyu mencium pipi kiri dan kananku dan aku lihat wajahnya bersemu merah. Aku sendiri juga tidak tahu kenapa aku seberani ini kepada Wahyu, mungkin karena terbawa suasana dan sedikit rasa jengkel terhadap suamiku yang malahan keluar kota di hari ulang tahunku, dan mungkin juga ditambah penampilan Wahyu yang sangat gagah malam ini.
Pada saat makan aku perhatikan Wahyu beberapa kali mencuri pandang ke arah dadaku. Mungkin dia penasaran dan tertarik dengan apa yang ada dibalik baju yang aku kenakan. Hal itu bisa dilihat dari pujian-pujian yang dia sampaikan kepadaku. Setelah selesai makan malam akhirnya kita duduk2 di sofa sambil mendengarkan alunan musik.
“Kamu bisa dansa Wahyu ??” tanyaku
“Maaf Bu, saya tidak bisa dan belum pernah.” jawab Wahyu
“Ayo kalau gitu aku ajarin” ajakku sambil berdiri dan mengulurkan tanganku pada Wahyu.
“Wah ... saya benar2 belum pernah dan nggak bisa Bu, nantinya malahan kaki Ibu yang keinjak kaki saya” kata Wahyu sambil berdiri mengikuti ajakanku.
Aku berdiri berhadapan dengan Wahyu, tangan Wahyu aku letakkan melingkar di pinggangku dan tangan yang satu pegangan dengan tangaku. Badanku aku rapatkan sehingga payudaraku menempel dan bergesekan dengan dada Wahyu. Ternyata Wahyu memang orang yang pintar, karena kurang dari 5 menit dia sudah bisa mengikuti irama dan instruksi yang aku ajarkan.
Sambil berdansa kami saling bercerita berbagai hal dan sedikit menyerempet2 ke hal2 yang berbau sex. Ternyata pengetahuan Wahyu sangat luas dan suka bercanda. Tak terasa akibat gesekan dadaku dengan dada Wahyu, belahan baju di dadaku ikut tergeser sehingga hampir semua payudaraku menyembul keluar, termasuk putingnya. Sengaja aku diamkan hal ini untuk mengetahui reaksi Wahyu kepadaku. Wahyu beberapa kali mencuri pandang ke payudaraku dan mulai terangsang, hal ini karena aku mulai merasakan tonjolan keras di selangkangan Wahyu yang menempel di perutku.
“Bu, maaf baju Ibu sedikit bergeser, sehingga maaf payudara Ibu sedikit keluar” kata Wahyu mengingatkanku. “Tolong benerin dong sayang .....” kataku kepada Wahyu dengan sedikit menggoda. Wahyu menghentikan sejenak gerakan dansa, dan membetulkan baju di bagian dadaku dengan cara sedikit memegang payudaraku. “Maaf Bu ...” kata Wahyu dengan suara sedikit bergetar.
“Menurutmu apakah aku masih cantik dan seksi Wahyu ??” tanyaku
“Maksud Ibu ?” jawab Wahyu. “Apakah aku masih terlihat cantik dan seksi dengan usiaku seperti sekarang ini” tanyaku kembali. “Maaf Bu, orang yang bilang kalau Ibu tidak cantik dan seksi berarti orang itu pasti buta Bu.” jawab Wahyu.
Hatiku tambah berbunga-bunga mendengar jawaban Wahyu. Kemudian kami melanjutkan dansa kembali. Tidak berapa lama payudaraku menyembul lagi karena gesekan tubuhku dan Wahyu. Aku rasakan tonjolan di selangkangan Wahyu tambah keras menekan perutku. Aku tahu pasti Wahyu ingin memegang payudaraku kembali. Sengaja aku gerakkan gaunku sehingga agak melorot melewati bahuku. Wahyu semakin terangsang terlihat dari nafasnya yang mulai tidak beraturan.
“Ibu cantik sekali malam ini. Kalau diijinkan saya ingin mencium kening Ibu” kata Wahyu dengan nada bergetar menahan gejolak nafsunya. Aku tambah senang dengan pujian dan perlakuan Wahyu ini. Ternyata dia sangat gentle dan meminta ijin dulu meskipun aku sudah berada di pelukannya. Aku diam saja dan menambah ketat pelukanku di badannya. Akhirnya saat-saat yang kunantikan datang juga, Wahyu dengan lembut mencium keningku. Baru kali ini aku diperlakukan sebagai seorang wanita yang begitu bernilai dan berharga oleh seorang laki-laki, berbeda dengan keseharianku yang selalu dihargai sebagai seorang pimpinan.
“Terima kasih Wahyu” kataku sambil menengadahkan wajahku untuk memandang wajahnya. Wajahnya begitu tulus dan penuh kasih sayang. Setelah itu aku beranikan untuk mendekatkan bibirku ke bibirnya. Wahyu menyambutku dengan ciuman lembut di bibirku. Ciuman yang lembut dan penuh perasaan. Kami berciuman cukup lama sambil memainkan lidah kami berdua. Sejenak aku menghentikan kegiatan ini untuk memandang Wahyu dan memberikan senyum yang terindah untuknya.
“Maaf Bu saya sudah lancang berbuat seperti ini, tapi Ibu sangat cantik sekali dan saya sangat bangga dan bahagia bisa memeluk serta mencium Ibu seperti ini ...”
Aku tempelkan jari telunjukku dibibirnya untuk memintanya tidak berkata-kata lagi. Kemudian kami berciuman lebih mesra lagi. Tangan Wahyu mengusap-usap punggungku yang tidak tertutup oleh gaunku. Tanganku meraba-raba dada bidang Wahyu yang tegap dan berotot. Ciuman Wahyu lambat laun turun ke leherku ... aku cuma merintih merasakan sensasi nikmat yang dilakukan oleh Wahyu. Tak berapa lama ciuman Wahyu turun ke bahuku yang putih mulus ..... ciuman lembut itu semakin menaikkan gairahku. Rintihanku semakin menjadi-jadi . Usapan Wahyu sekarang berpindah dari punggungku ke arah bawah menuju pantatku. Sampai sini dia sedikit kaget karena tidak ada tanda-tanda bahwa aku mengenakan CD dibalik gaunku.
Ciuman Wahyu di bahuku berpindah dari bahu kiri, leher, bahu kanan berulang-ulang, sambil memberikan usapan dan sedikit remasan-remasan lembut di pantatku. Aku semakin tidak tahan dengan perlakuan lembut dari Wahyu. Aku mulai membuka satu persatu kancing baju yang dikenakan Wahyu. Akhirnya tanganku bisa merasakan langsung dada Wahyu yang tegap dan berotot. Usapanku berhenti sebentar di bawah pusar Wahyu untuk melepaskan ikat pinggang dan kancing celananya. Wahyu juga tidak tinggal diam dengan hal ini. Tangan Wahyu mulai menurunkan gaunku dengan menggeser tali yang ada di bahuku. Pelan namun pasti gaunku melorot melewati kedua bahuku, berhenti sejenak melewati kedua tanganku dan akhirnya lepas jatuh ke bawah melewati kedua kakiku. Aku benar-benar telanjang bulat tanpa sehelai benangpun di tubuhku.
Wahyu menghentikan sejenak ciuman di bahuku untuk memandang dan memperhatikan setiap bagian tubuhku.
“Ibu benar-benar cantik dan sempurna, tubuh Ibu sangat indah sekali.” bisik Wahyu kepadaku dengan nada bergetar. Aku benar-benar senang dengan pujian Wahyu. Kemudian Wahyu menundukkan wajahnya untuk mencium payudaraku sebelah kiri. Ah .... begitu lembut dan nikmatnya ciuman Wahyu.. Putingku dikulum dan dimainkan dengan lidahnya. Aku cuma bisa pasrah merasakan kenikmatan ini. Tangan kanan Wahyu meremas lembut payudara kanan ku, dan tangan kiri Wahyu mengelusi kedua belah pantatku secara bergantian. Hal ini dilakukan juga bergantian untuk payudara kananku.
Oh ... betapa nikmatnya perasaan ini. Baru kali ini aku diciumi dan diperlakukan dengan lembut seperti ini. “Sayang ..... kita pindah ke kamar saja ....” ajakku kepada Wahyu. Wahyu tersenyum kemudian membopongku masuk ke dalam kamar. Sambil menggendongku dia tidak henti-hentinya mencium bibir, leher, bahu dan payudaraku. Sampai kamar dia meletakkan aku dengan penuh hati-hati .....
“Ah .... kamu curang Wahyu ..... bajumu belum dibuka ....” kataku sambil tertawa. Wahyu membuka baju dan kaos dalamnya, sedangkan aku membantu menurunkan celana panjang dan CD-nya. Akhirnya kami sama-sama telanjang bulat. Baru kali ini aku melihat laki-laki selain suamiku telanjang bulat di hadapanku, demikian juga ini kali pertama aku telanjang di hadapan laki-laki selain suamiku.
Batang kemaluan Wahyu ternyata sangat panjang dan keras, lebih besar dari kepunyaan suamiku. Aku pegang dengan kedua tanganku secara bergantian. Urat-uratnya begitu terasa di telapak tanganku, dan kepalanya mirip jamur sangat menarik perhatianku.
“Ibu suka mencium punya Bapak ??” tanya Wahyu kepadaku. “Aku belum pernah melakukkannya. Jangan panggil Ibu .... aku ingin kamu memanggilku sayang, malam ini aku milikmu sepenuhnya sayang .....” jawabku.
“Sayang mau mencobanya ?? ” kata Wahyu. Aku mulai memberanikan menciumi batang kemaluan Wahyu yang panjang dan keras. Mula-mula memang rasanya aneh ..... tapi lama kelamaan asyik juga. Batang kemaluan Wahyu tidak bisa masuk semua ke mulutku, aku gerakkan pelan-pelan maju mundur. Wahyu merasa keenakan dan sedikit meremas-remas rambutku. “Ah ..... enak sekali sayang .......”
Setelah cukup lama ..... Wahyu memintaku untuk menghentikan kulumanku. Wahyu mencium bibirku sambil mendorongku untuk rebahan di kasur. Kami berciuman dengan penuh perasaan, tangan wahyu meremas lembut payudaraku secara bergantian. Kemudian ciuman Wahyu bergeser ke leher .... bahu dan kedua payudaraku. “Sshh...... enak sekali sayang ......” rintihku kepada Wahyu. Ciuman Wahyu bergerak turun ke bawah .... melewati pusarku .... berhenti sejenak untuk menciumi perutku yang rata. Aku tambah menggelinjang tak karuan merasakan sensasi nikmat ini.
Ciuman Wahyu terus bergeser ke bawah pusarku .... mendekati vaginaku yang bersih tanpa bulu (habis dicukur sore harinya) ..... tak berapa lama aku merasakan Wahyu menciumi vaginaku dengan lembutnya. Kakiku sedikit dilipat agar lebih memudahkan Wahyu untuk mengeksplorasi organ intimku. Kadang lidah Wahyu menjilat .... klitorisku digaruk dan digigit kecil dengan gigi Wahyu ....... Oh .... benar-benar nikmat sekali. Baru kali ini aku merasakan nikmat yang tiada tara.... “Eh ...m... ..... enak Wahyu ..... terus Wahyu .....” Ciuman, jilatan dan gigitan Wahyu terus dilakukan terhadap organ intimku .... sampe aku merasakan nikmat yang tiada tara dan rasanya ada sesuatu yang akan keluar ....”Ssh ..... sayang .... terus sayang ..... aku mau keluar .....” Akhirnya aku keluar sambil menjepitkan kedua pahaku dikepala Wahyu. Pantatku aku tekan-tekankan ke mulut Wahyu seakan-akan tidak mau kehilangan ciuman Wahyu di vaginaku.
“Oh ..... nikmat sekali sayang ..... kamu pintar sekali membuat aku merasakan puncak kenikmatan seperti ini.” Badanku serasa lemas, aku lihat batang kemaluan Wahyu masih tegak berdiri dengan gagahnya. Wahyu terdiam sejenak untuk memberikan aku waktu memulihkan tenagaku.
Setelah cukup, Wahyu mulai mencium payudaraku lagi secara bergantian. Dikulum dan dijilatnya putting payudaraku sehingga menaikkan gairahku kembali. Tangannya secara lembut mengelusi vaginaku yang sudah basah oleh cairan orgasmeku. Tak henti-hentinya dia memuji diriku yang masih tetap cantik dan menggairahkan. Aku semakin tersanjung dan merasa dihargai di hadapan Wahyu.
Pelan namun pasti Wahyu mengarahkan batang kemaluannya ke vaginaku. Aku pasrah dan menunggu dengan harap-harap cemas merasakan batang yang besar itu akan memasuki lobang vaginaku.
“Sudah siap sayang ??” kata Wahyu sambil menciumi leher dan payudaraku. Aku mengangguk dan tersenyum mesra kepadanya. Perlahan-lahan aku merasakan batang yang besar itu masuk ke lobang vaginaku.... “Ahhhh ..... besar sekali sayang ....”. Wahyu menghentikan sebentar gerakan batang kemaluannya. Hal itu dilakukan berulang-ulang ... dengan penuh kesabaran dan perasaan agar aku tidak merasa sakit. Akhirnya masuk semua batang kemaluan Wahyu yang besar itu ke dalam lobang vaginaku. Lobangku terasa sesak dan berkedut-kedut. “Ohhhh........ punyamu serasa sampe ulu hati sayang ... besar sekali ....” kataku. “Iya sayang ...... memek sayang sangat nikmat .... sesuai dengan kecantikan sayang .... selain itu masih sempit sekali sayang ...” kata Wahyu memujiku.
Setelah beberapa saat, Wahyu menggerakkan batang kemaluannya maju mundur secara perlahan-lahan .... sensasi yang aku rasakan tidak dapat aku katakan. Tanganku melingkar ke leher Wahyu, sambil sesekali Wahyu mencium bibir, leher dan payudaraku secara bergantian. Tangan Wahyu juga tidak tinggal diam, meremasi dengan lembut kedua payudaraku.
“Orgh...... nikmat sekali sayang ..... ssshs,.... enak sekali sayang ...... “
Gerakan Wahyu kadang-kadang pelan kadang-kadang cepat, beberapa tusukan pendek dan sekali tusukan dalam membuat aku semakin tidak tahan menerima perlakuan ini.
“Argh ....terus sayang .... terus sayang .......”
Tak terasa sudah 20 menit kami mengayuh biduk cinta kami. Peluh dan keringat membasahi tubuh telanjang kami. Meskipun ruangan kamar menggunakan AC tetapi tidak sanggup meredam gelora panas permainan kami. Tak berapa lama ....”Argh ..... aku hampir keluar sayang .... lebih dalam lagi sayang” erangku. Wahyu semakin mempercepat kocokan kemaluannya di vaginaku. ...... “Aarggh........ aku keluar ....... sayang ........” Aku mendapatkan puncak kenikmatanku yang kedua. Memang hebat Wahyu ini, dia belum ada tanda-tanda mau keluar sedangkan aku sudah 2 kali. Wahyu memberikan waktu untuk aku beristirahat tanpa mencabut batang kemaluannya dariku. Diciumnya bibirku dengan penuh perasaan .... “Aku sayang kamu Ibu Vera ......sudah lama aku memimpikan seperti ini .... aku sangat mencintaimu ....”
Kemudian Wahyu memintaku untuk berbalik dengan posisi menungging, sepertinya dia ingin bermain dari belakang. Dengan posisi ini batang kemaluan Wahyu semakin terasa sesak di kemaluanku. Tusukan kemaluan Wahyu kadang-kadang cepat ... kadang-kadang lambat. Aku mengimbanginya dengan memutar-mutar pantatku sambil gerakan maju-mundur .... “ahh.... nikmat sekali ......” Kedua tangan Wahyu meremas lembut kedua payudaraku ......”Uggh....... terus sayang ..... terus ....burungmu enak sekali .....”. “Sssshh .....memekmu sangat nikmat sayang ...... aku ingin terus menyetubuhimu sayang .....” erang Wahyu yang semakin menambah gairahku. Tak berapa lama aku merasakan ada dorongan hebat di kemaluanku ......”Arghg.... aku nggak tahan sayang ...... aku mau keluar lagi ......” jeritku .... akhirnya ....”Arghg ........ aku sampeee sayang. .......”
Aku benar-benar merasakan nikmat yang luar biasa, selama ini aku nggak pernah bisa orgasme lebih dari 1 kali. Tapi kali ini aku benar-benar dibuat bahagia oleh Wahyu. Batang kemaluan Wahyu masih menancap di vaginaku. Punggungku diciumi oleh Wahyu dengan lembut dan penuh perasaan. Kadang-kadang digigit-gigit kecil sehingga memancing gairahku lagi. Tangan Wahyu masih tetap meremasi kedua payudaraku.
“Enak sayang ...??” bisik Wahyu kepadaku.
“Kamu hebat sekali sayang ...... “ jawabku sambil mencium bibir Wahyu. Cukup lama kami berciuman tanpa Wahyu menggerakkan batang kemaluannya yang masih menancap di vaginaku. Hanya tangan Wahyu yang aktif meremasi dan kadang-kadang memelintir putting payudaraku sehingga gairahku naik lagi.
“Kamu belum keluar ya sayang ...... sekarang gantian aku yang akan memuaskanmu.” kataku sambil melepaskan batang kemaluannya dari vaginaku. Wahyu aku minta untuk rebahan di kasur dan aku bergerak untuk mengangkangi kemaluan Wahyu.
Argh ..... besar sekali batang kemaluan ini ...... Aku gerakkan pantatku memutar, maju mundur, ke atas bawah .... benar-benar seperti cowboy lagi menunggang kuda. Aku benar-benar menikmati permainan ini. Semakin lama gerakanku semakin cepat .... Tangan Wahyu memegang pinggangku untuk membantu gerakanku naik turun. Sesekali diciumnya payudaraku sambil digigit-gigit kecil ......
“Kamu cantik sekali sayang .... tubuhmu sangat mulus dan indah .... aku ingin selalu menikmati tubuh indahmu sayang .....” bisik Wahyu kepadaku. Aku sangat senang dengan pujian Wahyu. Hal ini menambah gairahku untuk semakin memuaskan Wahyu. “Arggh ...... terus sayang .... jepit sayang ......” teriak Wahyu ...... sekitar 20 menit aku rasakan batang Wahyu tambah membesar ..... mungkin ini saatnya Wahyu ejakulasi. Aku mempercepat goyangan dan gerakan pantatku karena aku juga mulai merasakan sesuatu yang akan keluar dari vaginaku. Vaginaku terasa berkedut-kedut seakan-akan menyedot kemaluan Wahyu ..... Oh ...... benar-benar nikmat sekali yang kurasakan.
“Sshh ....sayang ..... kita keluar sama-sama ..... “ erangku. Tangan Wahyu memegang pinggangku dengan kuat agar batang kemaluannya lebih tertekan masuk ke vaginaku. “Arggh ..... aku keluar cantik ......” Pada saat bersamaan aku juga berteriak ....”Aku keluar lagi sayang ..... ssh......h..s...” Batang kemaluan Wahyu berkedut dan menyemprotkan spermanya ke dalam rahimku. Lebih dari 8 kali kurasakan semprotan sperma Wahyu. “Oh ...... nikmat sekali sayang .....” badanku rebah menindih tubuh Wahyu. Keringat kami bercucuran dan menambah erotis pemandangan bagi siapapun yang melihatnya. Wahyu memelukku dengan erat dan mencium bibir dan leherku dengan gemas.
Kami terdiam beberapa lama untuk menikmati surga dunia yang barusan kami lalui bersama. Kemaluan Wahyu masih tertancap di lobang kemaluanku. Benar-benar pengalaman senggama yang melelahkan dan membahagiakan. Kami berciuman dengan mesra bagaikan sepasang kekasih yang tak terpisahkan. Tangan wahyu sesekali mengelusi punggung dan pantatku. Kemudian Wahyu mencium keningku ...”Aku sayang kamu Ibu Vera ...... aku ingin selalu menikmati keindahan dan kecantikan tubuhmu ....”
“Aku juga sayang kamu Wahyu ...... aku benar-benar merasakan indahnya sex bersamamu.” jawabku.
Cukup lama kami berpelukan sambil saling mengelusi tubuh kami berdua. Sesekali tangan Wahyu dengan nakal memilin puting dan meremas lembut payudaraku. Kadang-kadang bibir Wahyu juga ikut merasakan kekenyalan dan keindahan payudaraku. Gigitan wahyu meninggalkan tanda merah di kedua payudaraku. Oh .... indahnya malam ini ..... batinku. Kulirik jam dinding, jarumnya menunjukkan pukul 11.30 malam. Ternyata cukup lama juga kami bermain cinta. Wahyu benar-benar lelaki sejati yang bisa membuatku sangat bahagia.
Setelah itu aku mengajak Wahyu ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Di sana kami berdua saling menyabuni dan mengelusi. Tangan Wahyu menyabuni tubuhku. Wahyu paling suka mengusap-usap kedua payudaraku yang menurutnya sangat indah. Ukurannya 34B dengan puting berwarna merah muda yang menurutnya sangat pas, tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Kamipun melakukan persetubuhan lagi di kamar mandi .... di shower dan dilanjutkan di bathub.
Sekitar jam 02.00 pagi Wahyu mohon ijin untuk pamit pulang ke rumahnya. Sebenarnya aku menahannya agar bermalam dan tidur menemaniku malam ini. Aku ingin tidur dipelukannya dan merasakan kasih sayang dari Wahyu. Aku ingin menghabiskan malam ini berdua saja dengan Wahyu dan tentunya bermain cinta. Wahyu menyampaikan bahwa sebenarnya dia juga ingin tinggal dan menemaniku malam ini bahkan kalau bisa selamanya. Tetapi karena khawatir akan ada kecurigaan seadainya pembantu atau keluargaku ada yang datang lebih awal maka lebih baik kalau dia pulang ke rumahnya saja.
Wahyu mencium keningku sambil berkata “Aku sayang kamu cantik ......”.
“Aku juga sayang kamu Wahyu .....” jawabku sambil memeluknya.
“Oya .... aku ingin ini dan ini cuma jadi milikku.” candanya sambil meremas payudaraku dan vaginaku.
“Iya sayang .... aku juga berharap cuma kamu yang menikmati tubuhku ini. Dan ..... aku juga ingin batang perkasa ini selalu memenuhi lobang memekku sayang .....” jawabku sambil meremas batang kemaluannya.
Kami berdua tersenyum dan berpelukan seakan tidak ingin terpisah. “Aku akan merindukanmu Wahyu ...” kataku. “Aku juga merindukanmu cantik ......” kata Wahyu. “Bobo' yang nyenyak ya sayang .... bye ...” sambung Wahyu sambil mencium keningku sekali lagi.
Aku menunggu di depan rumah sampai mobil Wahyu tidak kelihatan lagi di tikungan jalan. Oh ... betapa indahnya malam ini. Aku seperti seorang gadis yang baru menemukan cinta pertamanya, rasa sayang yang tulus dari seorang laki-laki.
Pengalaman ini adalah kejadian sebenarnya yang terjadi di bulan Desember ini tepatnya pada hari ulang tahunku.
Ceritanya bermula ketika salah satu karyawanku mengirimkan ucapan selamat ulang tahun melalui sms ke hanphone-ku. Sebut saja namanya Wahyu, salah seorang manager di perusahaanku. Orangnya tinggi, atletis dan tampan, usia sekitar 30thn. Sebenarnya sudah lama dia memperhatikan diriku dan mengagumi diriku (aku tahu setelah pengalaman ini), dan aku juga sebenarnya sangat senang kalau berbicara ataupun bertatap muka dengannya. Karena orangnya cerdas dan enak diajak ngobrol. Mungkin karena aku adalah atasannya jadi dia nggak berani kurang ajar kepadaku.
Siang itu Wahyu mengirimkan ucapan selamat ulang tahun via sms. Terus terang aku juga gembira karena ternyata ada yang mengucapkan selamat kepadaku. Setelah aku pikir2 akhirnya aku balas sms tersebut sambil sedikit iseng ... “Terima kasih sayang .... ditunggu ya kadonya ...”
Kemudian di membalas “Maaf Bu, .... ini salah kirim ya ?? Lagian kalau kado rasanya saya bingung mo ngasih apa ya ke Ibu.” Setelah itu aku balas “Nggak salah kirim kok sayang, ngomong2 gimana kalau kadonya nemenin aku makan malam ? Kalau ok aku tunggu di rumah jam 8 malam”. Setelah agak lama akhirnya aku dapat jawaban “Baik Bu, nanti malam saya datang ke rumah Ibu.”
Aku sendiri tidak menyangka kalau akhirnya akan begini, tadinya yang cuma iseng2 malahan jadi mengundang makan makan malam berdua. Hal ini karena suamiku sedang tugas luar kota, kebetulan anak-anak sedang menginap di rumah neneknya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan pikiran jelek, akhirnya pembantuku aku suruh pulang ke rumahnya masing2 setelah selesai mempersiapkan makan malam dengan alasan bahwa berhubung lagi ulang tahun maka mereka diberi kebebasan untuk libur.
Menjelang jam 8 malam semua sudah siap dan aku deg-deg-an menunggu kedatangan Wahyu untuk makan malam. Tidak berapa lama terdengar suara mobil berhenti di halaman depan rumahku. “Pasti itu Wahyu” batinku. Kemudian terdengan bunyi bell dari ruang tamu. Aku sendiri yang membukakan pintu, karena tidak ada satu orangpun di rumah ini kecuali aku.
“Selamat malam Bu. Maaf, membuat Ibu sedikit menunggu.” sapa Wahyu kepadaku.
“Nggak pa-pa kok, lagian aku juga baru selesai persiapannya.” jawabku.
Wahyu tidak berkedip memandangku. Kelihatannya dia terpesona dengan diriku yang tidak seperti saat di kantor. Aku memakai baju terusan panjang tanpa lengan warna hitam yang sangat kontras dengan kulitku yang putih, belahan dadanya agak ke bawah sehingga payudaraku sedikit terlihat menyembul. Di tambah lagi aku tidak mengenakan bra sehingga putting susuku sedikit tercetak di baju yang aku kenakan. Cukup lama dia terpaku di depan pintu memandangiku sampai aku bilang “Lho .... kenapa Wahyu, ada yang salah dengan aku ya ??”. Wahyu terkesiap dan sadar dari terpakunya, kemudian berkata “Maaf Bu, bukannya tidak sopan, tapi Ibu cantik sekali malam ini”. Aku cukup senang dengan pujian dari Wahyu, kemudian aku bilang “Ah kamu ada2 saja, ayo kita masuk ke dalam, makanan sudah siap tuh.” “Baik Bu” kata Wahyu sambil masuk ke dalam mengikuti langkahku.
Aku tidak tahu apa yang ada di pikiran Wahyu waktu berjalan di belakangku, tapi pasti dia memperhatikan gerakan pinggul dan pantatku pada saat berjalan, hal ini ditambah lagi dengan potongan bajuku yang model backless dan belahan baju belakang sampai di bawah pantat, sehingga otomatis punggung dan pahaku yang putih mulus diperhatikan oleh Wahyu.
Sampai ruang makan Wahyu sedikit terkejut karena dia mendapati ruang makan yang dipersiapkan hanya untuk 2 orang, karena yang tersedia hanya 2 kursi dan makanan siap saji di atas mejanya.
“Maaf Bu, Bapak sama anak-anak kok nggak kelihatan, apakah mereka tidak ikut makan malam bersama kita ??”
“Memang nggak kok, kebetulan Bapak lagi di luar kota, anak-anak menginap di rumah neneknya. Lagian ini khusus untuk kamu kok, karena kamu adalah orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahu kepadaku.”
“O iya Bu, selamat ulang tahun, semoga panjang umur dan sukses selalu” kata Wahyu sambil mengulurkan tangannya.
“Terima kasih Wahyu” jawabku menyambut uluran tangannya. Kemudian aku sengaja memajukan wajahku mendekati wajahnya. Tadinya Wahyu diam saja dan tidak berani untuk menyambut wajahku dengan pipinya, tapi setelah aku semakin mendekatkan wajahku, akhirnya Wahyu mencium pipi kiri dan kananku dan aku lihat wajahnya bersemu merah. Aku sendiri juga tidak tahu kenapa aku seberani ini kepada Wahyu, mungkin karena terbawa suasana dan sedikit rasa jengkel terhadap suamiku yang malahan keluar kota di hari ulang tahunku, dan mungkin juga ditambah penampilan Wahyu yang sangat gagah malam ini.
Pada saat makan aku perhatikan Wahyu beberapa kali mencuri pandang ke arah dadaku. Mungkin dia penasaran dan tertarik dengan apa yang ada dibalik baju yang aku kenakan. Hal itu bisa dilihat dari pujian-pujian yang dia sampaikan kepadaku. Setelah selesai makan malam akhirnya kita duduk2 di sofa sambil mendengarkan alunan musik.
“Kamu bisa dansa Wahyu ??” tanyaku
“Maaf Bu, saya tidak bisa dan belum pernah.” jawab Wahyu
“Ayo kalau gitu aku ajarin” ajakku sambil berdiri dan mengulurkan tanganku pada Wahyu.
“Wah ... saya benar2 belum pernah dan nggak bisa Bu, nantinya malahan kaki Ibu yang keinjak kaki saya” kata Wahyu sambil berdiri mengikuti ajakanku.
Aku berdiri berhadapan dengan Wahyu, tangan Wahyu aku letakkan melingkar di pinggangku dan tangan yang satu pegangan dengan tangaku. Badanku aku rapatkan sehingga payudaraku menempel dan bergesekan dengan dada Wahyu. Ternyata Wahyu memang orang yang pintar, karena kurang dari 5 menit dia sudah bisa mengikuti irama dan instruksi yang aku ajarkan.
Sambil berdansa kami saling bercerita berbagai hal dan sedikit menyerempet2 ke hal2 yang berbau sex. Ternyata pengetahuan Wahyu sangat luas dan suka bercanda. Tak terasa akibat gesekan dadaku dengan dada Wahyu, belahan baju di dadaku ikut tergeser sehingga hampir semua payudaraku menyembul keluar, termasuk putingnya. Sengaja aku diamkan hal ini untuk mengetahui reaksi Wahyu kepadaku. Wahyu beberapa kali mencuri pandang ke payudaraku dan mulai terangsang, hal ini karena aku mulai merasakan tonjolan keras di selangkangan Wahyu yang menempel di perutku.
“Bu, maaf baju Ibu sedikit bergeser, sehingga maaf payudara Ibu sedikit keluar” kata Wahyu mengingatkanku. “Tolong benerin dong sayang .....” kataku kepada Wahyu dengan sedikit menggoda. Wahyu menghentikan sejenak gerakan dansa, dan membetulkan baju di bagian dadaku dengan cara sedikit memegang payudaraku. “Maaf Bu ...” kata Wahyu dengan suara sedikit bergetar.
“Menurutmu apakah aku masih cantik dan seksi Wahyu ??” tanyaku
“Maksud Ibu ?” jawab Wahyu. “Apakah aku masih terlihat cantik dan seksi dengan usiaku seperti sekarang ini” tanyaku kembali. “Maaf Bu, orang yang bilang kalau Ibu tidak cantik dan seksi berarti orang itu pasti buta Bu.” jawab Wahyu.
Hatiku tambah berbunga-bunga mendengar jawaban Wahyu. Kemudian kami melanjutkan dansa kembali. Tidak berapa lama payudaraku menyembul lagi karena gesekan tubuhku dan Wahyu. Aku rasakan tonjolan di selangkangan Wahyu tambah keras menekan perutku. Aku tahu pasti Wahyu ingin memegang payudaraku kembali. Sengaja aku gerakkan gaunku sehingga agak melorot melewati bahuku. Wahyu semakin terangsang terlihat dari nafasnya yang mulai tidak beraturan.
“Ibu cantik sekali malam ini. Kalau diijinkan saya ingin mencium kening Ibu” kata Wahyu dengan nada bergetar menahan gejolak nafsunya. Aku tambah senang dengan pujian dan perlakuan Wahyu ini. Ternyata dia sangat gentle dan meminta ijin dulu meskipun aku sudah berada di pelukannya. Aku diam saja dan menambah ketat pelukanku di badannya. Akhirnya saat-saat yang kunantikan datang juga, Wahyu dengan lembut mencium keningku. Baru kali ini aku diperlakukan sebagai seorang wanita yang begitu bernilai dan berharga oleh seorang laki-laki, berbeda dengan keseharianku yang selalu dihargai sebagai seorang pimpinan.
“Terima kasih Wahyu” kataku sambil menengadahkan wajahku untuk memandang wajahnya. Wajahnya begitu tulus dan penuh kasih sayang. Setelah itu aku beranikan untuk mendekatkan bibirku ke bibirnya. Wahyu menyambutku dengan ciuman lembut di bibirku. Ciuman yang lembut dan penuh perasaan. Kami berciuman cukup lama sambil memainkan lidah kami berdua. Sejenak aku menghentikan kegiatan ini untuk memandang Wahyu dan memberikan senyum yang terindah untuknya.
“Maaf Bu saya sudah lancang berbuat seperti ini, tapi Ibu sangat cantik sekali dan saya sangat bangga dan bahagia bisa memeluk serta mencium Ibu seperti ini ...”
Aku tempelkan jari telunjukku dibibirnya untuk memintanya tidak berkata-kata lagi. Kemudian kami berciuman lebih mesra lagi. Tangan Wahyu mengusap-usap punggungku yang tidak tertutup oleh gaunku. Tanganku meraba-raba dada bidang Wahyu yang tegap dan berotot. Ciuman Wahyu lambat laun turun ke leherku ... aku cuma merintih merasakan sensasi nikmat yang dilakukan oleh Wahyu. Tak berapa lama ciuman Wahyu turun ke bahuku yang putih mulus ..... ciuman lembut itu semakin menaikkan gairahku. Rintihanku semakin menjadi-jadi . Usapan Wahyu sekarang berpindah dari punggungku ke arah bawah menuju pantatku. Sampai sini dia sedikit kaget karena tidak ada tanda-tanda bahwa aku mengenakan CD dibalik gaunku.
Ciuman Wahyu di bahuku berpindah dari bahu kiri, leher, bahu kanan berulang-ulang, sambil memberikan usapan dan sedikit remasan-remasan lembut di pantatku. Aku semakin tidak tahan dengan perlakuan lembut dari Wahyu. Aku mulai membuka satu persatu kancing baju yang dikenakan Wahyu. Akhirnya tanganku bisa merasakan langsung dada Wahyu yang tegap dan berotot. Usapanku berhenti sebentar di bawah pusar Wahyu untuk melepaskan ikat pinggang dan kancing celananya. Wahyu juga tidak tinggal diam dengan hal ini. Tangan Wahyu mulai menurunkan gaunku dengan menggeser tali yang ada di bahuku. Pelan namun pasti gaunku melorot melewati kedua bahuku, berhenti sejenak melewati kedua tanganku dan akhirnya lepas jatuh ke bawah melewati kedua kakiku. Aku benar-benar telanjang bulat tanpa sehelai benangpun di tubuhku.
Wahyu menghentikan sejenak ciuman di bahuku untuk memandang dan memperhatikan setiap bagian tubuhku.
“Ibu benar-benar cantik dan sempurna, tubuh Ibu sangat indah sekali.” bisik Wahyu kepadaku dengan nada bergetar. Aku benar-benar senang dengan pujian Wahyu. Kemudian Wahyu menundukkan wajahnya untuk mencium payudaraku sebelah kiri. Ah .... begitu lembut dan nikmatnya ciuman Wahyu.. Putingku dikulum dan dimainkan dengan lidahnya. Aku cuma bisa pasrah merasakan kenikmatan ini. Tangan kanan Wahyu meremas lembut payudara kanan ku, dan tangan kiri Wahyu mengelusi kedua belah pantatku secara bergantian. Hal ini dilakukan juga bergantian untuk payudara kananku.
Oh ... betapa nikmatnya perasaan ini. Baru kali ini aku diciumi dan diperlakukan dengan lembut seperti ini. “Sayang ..... kita pindah ke kamar saja ....” ajakku kepada Wahyu. Wahyu tersenyum kemudian membopongku masuk ke dalam kamar. Sambil menggendongku dia tidak henti-hentinya mencium bibir, leher, bahu dan payudaraku. Sampai kamar dia meletakkan aku dengan penuh hati-hati .....
“Ah .... kamu curang Wahyu ..... bajumu belum dibuka ....” kataku sambil tertawa. Wahyu membuka baju dan kaos dalamnya, sedangkan aku membantu menurunkan celana panjang dan CD-nya. Akhirnya kami sama-sama telanjang bulat. Baru kali ini aku melihat laki-laki selain suamiku telanjang bulat di hadapanku, demikian juga ini kali pertama aku telanjang di hadapan laki-laki selain suamiku.
Batang kemaluan Wahyu ternyata sangat panjang dan keras, lebih besar dari kepunyaan suamiku. Aku pegang dengan kedua tanganku secara bergantian. Urat-uratnya begitu terasa di telapak tanganku, dan kepalanya mirip jamur sangat menarik perhatianku.
“Ibu suka mencium punya Bapak ??” tanya Wahyu kepadaku. “Aku belum pernah melakukkannya. Jangan panggil Ibu .... aku ingin kamu memanggilku sayang, malam ini aku milikmu sepenuhnya sayang .....” jawabku.
“Sayang mau mencobanya ?? ” kata Wahyu. Aku mulai memberanikan menciumi batang kemaluan Wahyu yang panjang dan keras. Mula-mula memang rasanya aneh ..... tapi lama kelamaan asyik juga. Batang kemaluan Wahyu tidak bisa masuk semua ke mulutku, aku gerakkan pelan-pelan maju mundur. Wahyu merasa keenakan dan sedikit meremas-remas rambutku. “Ah ..... enak sekali sayang .......”
Setelah cukup lama ..... Wahyu memintaku untuk menghentikan kulumanku. Wahyu mencium bibirku sambil mendorongku untuk rebahan di kasur. Kami berciuman dengan penuh perasaan, tangan wahyu meremas lembut payudaraku secara bergantian. Kemudian ciuman Wahyu bergeser ke leher .... bahu dan kedua payudaraku. “Sshh...... enak sekali sayang ......” rintihku kepada Wahyu. Ciuman Wahyu bergerak turun ke bawah .... melewati pusarku .... berhenti sejenak untuk menciumi perutku yang rata. Aku tambah menggelinjang tak karuan merasakan sensasi nikmat ini.
Ciuman Wahyu terus bergeser ke bawah pusarku .... mendekati vaginaku yang bersih tanpa bulu (habis dicukur sore harinya) ..... tak berapa lama aku merasakan Wahyu menciumi vaginaku dengan lembutnya. Kakiku sedikit dilipat agar lebih memudahkan Wahyu untuk mengeksplorasi organ intimku. Kadang lidah Wahyu menjilat .... klitorisku digaruk dan digigit kecil dengan gigi Wahyu ....... Oh .... benar-benar nikmat sekali. Baru kali ini aku merasakan nikmat yang tiada tara.... “Eh ...m... ..... enak Wahyu ..... terus Wahyu .....” Ciuman, jilatan dan gigitan Wahyu terus dilakukan terhadap organ intimku .... sampe aku merasakan nikmat yang tiada tara dan rasanya ada sesuatu yang akan keluar ....”Ssh ..... sayang .... terus sayang ..... aku mau keluar .....” Akhirnya aku keluar sambil menjepitkan kedua pahaku dikepala Wahyu. Pantatku aku tekan-tekankan ke mulut Wahyu seakan-akan tidak mau kehilangan ciuman Wahyu di vaginaku.
“Oh ..... nikmat sekali sayang ..... kamu pintar sekali membuat aku merasakan puncak kenikmatan seperti ini.” Badanku serasa lemas, aku lihat batang kemaluan Wahyu masih tegak berdiri dengan gagahnya. Wahyu terdiam sejenak untuk memberikan aku waktu memulihkan tenagaku.
Setelah cukup, Wahyu mulai mencium payudaraku lagi secara bergantian. Dikulum dan dijilatnya putting payudaraku sehingga menaikkan gairahku kembali. Tangannya secara lembut mengelusi vaginaku yang sudah basah oleh cairan orgasmeku. Tak henti-hentinya dia memuji diriku yang masih tetap cantik dan menggairahkan. Aku semakin tersanjung dan merasa dihargai di hadapan Wahyu.
Pelan namun pasti Wahyu mengarahkan batang kemaluannya ke vaginaku. Aku pasrah dan menunggu dengan harap-harap cemas merasakan batang yang besar itu akan memasuki lobang vaginaku.
“Sudah siap sayang ??” kata Wahyu sambil menciumi leher dan payudaraku. Aku mengangguk dan tersenyum mesra kepadanya. Perlahan-lahan aku merasakan batang yang besar itu masuk ke lobang vaginaku.... “Ahhhh ..... besar sekali sayang ....”. Wahyu menghentikan sebentar gerakan batang kemaluannya. Hal itu dilakukan berulang-ulang ... dengan penuh kesabaran dan perasaan agar aku tidak merasa sakit. Akhirnya masuk semua batang kemaluan Wahyu yang besar itu ke dalam lobang vaginaku. Lobangku terasa sesak dan berkedut-kedut. “Ohhhh........ punyamu serasa sampe ulu hati sayang ... besar sekali ....” kataku. “Iya sayang ...... memek sayang sangat nikmat .... sesuai dengan kecantikan sayang .... selain itu masih sempit sekali sayang ...” kata Wahyu memujiku.
Setelah beberapa saat, Wahyu menggerakkan batang kemaluannya maju mundur secara perlahan-lahan .... sensasi yang aku rasakan tidak dapat aku katakan. Tanganku melingkar ke leher Wahyu, sambil sesekali Wahyu mencium bibir, leher dan payudaraku secara bergantian. Tangan Wahyu juga tidak tinggal diam, meremasi dengan lembut kedua payudaraku.
“Orgh...... nikmat sekali sayang ..... ssshs,.... enak sekali sayang ...... “
Gerakan Wahyu kadang-kadang pelan kadang-kadang cepat, beberapa tusukan pendek dan sekali tusukan dalam membuat aku semakin tidak tahan menerima perlakuan ini.
“Argh ....terus sayang .... terus sayang .......”
Tak terasa sudah 20 menit kami mengayuh biduk cinta kami. Peluh dan keringat membasahi tubuh telanjang kami. Meskipun ruangan kamar menggunakan AC tetapi tidak sanggup meredam gelora panas permainan kami. Tak berapa lama ....”Argh ..... aku hampir keluar sayang .... lebih dalam lagi sayang” erangku. Wahyu semakin mempercepat kocokan kemaluannya di vaginaku. ...... “Aarggh........ aku keluar ....... sayang ........” Aku mendapatkan puncak kenikmatanku yang kedua. Memang hebat Wahyu ini, dia belum ada tanda-tanda mau keluar sedangkan aku sudah 2 kali. Wahyu memberikan waktu untuk aku beristirahat tanpa mencabut batang kemaluannya dariku. Diciumnya bibirku dengan penuh perasaan .... “Aku sayang kamu Ibu Vera ......sudah lama aku memimpikan seperti ini .... aku sangat mencintaimu ....”
Kemudian Wahyu memintaku untuk berbalik dengan posisi menungging, sepertinya dia ingin bermain dari belakang. Dengan posisi ini batang kemaluan Wahyu semakin terasa sesak di kemaluanku. Tusukan kemaluan Wahyu kadang-kadang cepat ... kadang-kadang lambat. Aku mengimbanginya dengan memutar-mutar pantatku sambil gerakan maju-mundur .... “ahh.... nikmat sekali ......” Kedua tangan Wahyu meremas lembut kedua payudaraku ......”Uggh....... terus sayang ..... terus ....burungmu enak sekali .....”. “Sssshh .....memekmu sangat nikmat sayang ...... aku ingin terus menyetubuhimu sayang .....” erang Wahyu yang semakin menambah gairahku. Tak berapa lama aku merasakan ada dorongan hebat di kemaluanku ......”Arghg.... aku nggak tahan sayang ...... aku mau keluar lagi ......” jeritku .... akhirnya ....”Arghg ........ aku sampeee sayang. .......”
Aku benar-benar merasakan nikmat yang luar biasa, selama ini aku nggak pernah bisa orgasme lebih dari 1 kali. Tapi kali ini aku benar-benar dibuat bahagia oleh Wahyu. Batang kemaluan Wahyu masih menancap di vaginaku. Punggungku diciumi oleh Wahyu dengan lembut dan penuh perasaan. Kadang-kadang digigit-gigit kecil sehingga memancing gairahku lagi. Tangan Wahyu masih tetap meremasi kedua payudaraku.
“Enak sayang ...??” bisik Wahyu kepadaku.
“Kamu hebat sekali sayang ...... “ jawabku sambil mencium bibir Wahyu. Cukup lama kami berciuman tanpa Wahyu menggerakkan batang kemaluannya yang masih menancap di vaginaku. Hanya tangan Wahyu yang aktif meremasi dan kadang-kadang memelintir putting payudaraku sehingga gairahku naik lagi.
“Kamu belum keluar ya sayang ...... sekarang gantian aku yang akan memuaskanmu.” kataku sambil melepaskan batang kemaluannya dari vaginaku. Wahyu aku minta untuk rebahan di kasur dan aku bergerak untuk mengangkangi kemaluan Wahyu.
Argh ..... besar sekali batang kemaluan ini ...... Aku gerakkan pantatku memutar, maju mundur, ke atas bawah .... benar-benar seperti cowboy lagi menunggang kuda. Aku benar-benar menikmati permainan ini. Semakin lama gerakanku semakin cepat .... Tangan Wahyu memegang pinggangku untuk membantu gerakanku naik turun. Sesekali diciumnya payudaraku sambil digigit-gigit kecil ......
“Kamu cantik sekali sayang .... tubuhmu sangat mulus dan indah .... aku ingin selalu menikmati tubuh indahmu sayang .....” bisik Wahyu kepadaku. Aku sangat senang dengan pujian Wahyu. Hal ini menambah gairahku untuk semakin memuaskan Wahyu. “Arggh ...... terus sayang .... jepit sayang ......” teriak Wahyu ...... sekitar 20 menit aku rasakan batang Wahyu tambah membesar ..... mungkin ini saatnya Wahyu ejakulasi. Aku mempercepat goyangan dan gerakan pantatku karena aku juga mulai merasakan sesuatu yang akan keluar dari vaginaku. Vaginaku terasa berkedut-kedut seakan-akan menyedot kemaluan Wahyu ..... Oh ...... benar-benar nikmat sekali yang kurasakan.
“Sshh ....sayang ..... kita keluar sama-sama ..... “ erangku. Tangan Wahyu memegang pinggangku dengan kuat agar batang kemaluannya lebih tertekan masuk ke vaginaku. “Arggh ..... aku keluar cantik ......” Pada saat bersamaan aku juga berteriak ....”Aku keluar lagi sayang ..... ssh......h..s...” Batang kemaluan Wahyu berkedut dan menyemprotkan spermanya ke dalam rahimku. Lebih dari 8 kali kurasakan semprotan sperma Wahyu. “Oh ...... nikmat sekali sayang .....” badanku rebah menindih tubuh Wahyu. Keringat kami bercucuran dan menambah erotis pemandangan bagi siapapun yang melihatnya. Wahyu memelukku dengan erat dan mencium bibir dan leherku dengan gemas.
Kami terdiam beberapa lama untuk menikmati surga dunia yang barusan kami lalui bersama. Kemaluan Wahyu masih tertancap di lobang kemaluanku. Benar-benar pengalaman senggama yang melelahkan dan membahagiakan. Kami berciuman dengan mesra bagaikan sepasang kekasih yang tak terpisahkan. Tangan wahyu sesekali mengelusi punggung dan pantatku. Kemudian Wahyu mencium keningku ...”Aku sayang kamu Ibu Vera ...... aku ingin selalu menikmati keindahan dan kecantikan tubuhmu ....”
“Aku juga sayang kamu Wahyu ...... aku benar-benar merasakan indahnya sex bersamamu.” jawabku.
Cukup lama kami berpelukan sambil saling mengelusi tubuh kami berdua. Sesekali tangan Wahyu dengan nakal memilin puting dan meremas lembut payudaraku. Kadang-kadang bibir Wahyu juga ikut merasakan kekenyalan dan keindahan payudaraku. Gigitan wahyu meninggalkan tanda merah di kedua payudaraku. Oh .... indahnya malam ini ..... batinku. Kulirik jam dinding, jarumnya menunjukkan pukul 11.30 malam. Ternyata cukup lama juga kami bermain cinta. Wahyu benar-benar lelaki sejati yang bisa membuatku sangat bahagia.
Setelah itu aku mengajak Wahyu ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Di sana kami berdua saling menyabuni dan mengelusi. Tangan Wahyu menyabuni tubuhku. Wahyu paling suka mengusap-usap kedua payudaraku yang menurutnya sangat indah. Ukurannya 34B dengan puting berwarna merah muda yang menurutnya sangat pas, tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Kamipun melakukan persetubuhan lagi di kamar mandi .... di shower dan dilanjutkan di bathub.
Sekitar jam 02.00 pagi Wahyu mohon ijin untuk pamit pulang ke rumahnya. Sebenarnya aku menahannya agar bermalam dan tidur menemaniku malam ini. Aku ingin tidur dipelukannya dan merasakan kasih sayang dari Wahyu. Aku ingin menghabiskan malam ini berdua saja dengan Wahyu dan tentunya bermain cinta. Wahyu menyampaikan bahwa sebenarnya dia juga ingin tinggal dan menemaniku malam ini bahkan kalau bisa selamanya. Tetapi karena khawatir akan ada kecurigaan seadainya pembantu atau keluargaku ada yang datang lebih awal maka lebih baik kalau dia pulang ke rumahnya saja.
Wahyu mencium keningku sambil berkata “Aku sayang kamu cantik ......”.
“Aku juga sayang kamu Wahyu .....” jawabku sambil memeluknya.
“Oya .... aku ingin ini dan ini cuma jadi milikku.” candanya sambil meremas payudaraku dan vaginaku.
“Iya sayang .... aku juga berharap cuma kamu yang menikmati tubuhku ini. Dan ..... aku juga ingin batang perkasa ini selalu memenuhi lobang memekku sayang .....” jawabku sambil meremas batang kemaluannya.
Kami berdua tersenyum dan berpelukan seakan tidak ingin terpisah. “Aku akan merindukanmu Wahyu ...” kataku. “Aku juga merindukanmu cantik ......” kata Wahyu. “Bobo' yang nyenyak ya sayang .... bye ...” sambung Wahyu sambil mencium keningku sekali lagi.
Aku menunggu di depan rumah sampai mobil Wahyu tidak kelihatan lagi di tikungan jalan. Oh ... betapa indahnya malam ini. Aku seperti seorang gadis yang baru menemukan cinta pertamanya, rasa sayang yang tulus dari seorang laki-laki.